Tari Likurai yang dibawakan 1.500 penari di acara puncak Festival Fulan Fehan 2019 diharapkan dapat meningkatkan potensi wisata NTT ke mata dunia, ungkap koreografer nasional Eko ‘Pece’ Supriyanto.
Eko ‘Pece’ yang menjadi koreografer tarian tersebut mengatakan, Tari Likurai menyajikan kemegahan budaya dan pesona masyarakat yang istimewa sehingga diharapkan dapat memperkenalkan NTT ke seluruh pelosok penjuru dunia.
“Ajang ini menjadi ruang ekspresi untuk mengangkat potensi pariwisata dengan ujung tombak budaya dan pesona alam yang harus terus ditingkatkan secara kreatif,” ujar Eko Supriyanto.
Acara puncak Festival Fulan Fehan berlangsung di kaki Gunung Lakaan Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (28/10/2019). Dalam acara tersebut juga dihadirkan koreografi tarian yang menjadi cerminan ragam budaya yang ada di Indonesia.
Eko menjelaskan, persiapan pelaksanaan acara puncak Festival Fulan Fehan 2019 sudah dilakukan sejak bulan Februari.
“Semua ini tidak akan berhasil tanpa dukungan dan kepercayaan Bupati, Wakil Bupati, Dinas Pendidikan Belu,” ujar Eko yang juga koreografer opening ceremony Asian Games 2018 itu.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rizki Handayani, menjelaskan Tari Likurai bukanlah tarian biasa. Likurai adalah tarian perang khas dari masyarakat pulau Timor, yang menceritakan perjuangan masyarakat setempat mengusir penjajah saat zaman penjajahan.
“Tarian Likurai merupakan tarian yang tidak ada dimana pun di belahan dunia. Tarian ini tentu saja menjadi tarian khas yang merupakan warisan serta budaya leluhur dari masyarakat di daerah ini,” kata Rizki Handayani.
Sementara itu, Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event (CoE) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Esthy Reko Astuty sangat mengapresiasi event ini.
Ke depannya, pihaknya akan meningkatkan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Belu untuk memperbanyak kegiatan di daerah perbatasan. Termasuk kegiatan di Bukit Fulan Fehan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.
“Tidak hanya event budaya tapi juga orkestra modern kita lihat bisa juga dilaksanakan di Bukit Fulan Fehan,” ungkapnya