Tour de Singkarak 2017 siap digelar pada Sabtu 18 Agustus 2017 yang melibatkan 20 tim dari 30 negara. Etape pertama akan dimulai dari Kota Batusangkar di Kabupaten Tanah Datar dan finish di Kota Bukittinggi. Balapan sepeda yang memadukan antara olahraga dan pariwisata ini telah masuk dalam kalender Union Cycling International (UCI) pada kategori Asia Tour 2.2.
Tour De Singkarak tahun ini mengangkat tema “The Biggest Sport Tourism” dan merupakan penyelenggaraan yang ke-9 kalinya setelah pertama kali digelar pada tahun 2009. Pebalap akan berpacu melewati 9 etape dengan total jarak 1.097 km dan memperebutkan hadiah sebesar Rp 3 miliar.
Sejak 2013 Amauri Sport Organisation (ASO) merekomendasi TdS menjadi kejuaraan mayor di Asia karena mampu menyedot lebih dari satu juta penonton. Ranking TdS tingkat dunia dari jumlah penonton menduduki peringkat ke-5, setelah Tour de France (12 juta penonton), Giro deItalia (8 juta), Vuelta a Espana (5 juta), Santos Tour Down Under (750 ribu) dan TdS (550 ribu).
Walaupun para peserta Tour de Singkarak 2017 melewati rute yang sangat panjang dengan total jarak 1097km. Namun, selama balapan berlangsung, mereka akan disuguhkan oleh pemandangan alam Sumatra Barat nan mempesona karena para pembalap akan melewati bukit, jurang, danau, lembah, air terjun, dan hamparan sawah nan indah.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan TdS menjadi sarana efektif mempromosikan pariwisata di Provinsi Sumatera Barat. “Sejak penyelenggaraan TdS pertama 2009 kini bermunculan destinasi wisata baru di Sumbar yang dikenal masyarakat luas. Selain itu, penyelenggaraan event sport tourism memberikan dampak langsung pada ekonomi masyarakat serta media value yang tinggi,” ungkap Arief Yahya.
“Pelaksanaan TdS yang menyusuri alam Minangkabau memiliki beraneka ragam obyek wisata alam (nature) dan budaya (culture) tidak hanya mengenalkan destinasi Danau Singkarak semata, juga destinasi lainnya menjadi lebih dikenal masyarakat di antaranya Lembah Harau, Kelok 9, Istana Pagaruyuang, Pantai Gandoriah, Pantai Padang, serta Pantai Tiram dan banyak lagi,” tambah Arief Yahya.
TdS ke-9 tahun ini akan menempuh 9 etape; etape 1 dari Tanah Datar menuju Kota Padang dengan panjang 107 km; etape 2 Painan–Sawahlunto sepanjang 166 km; dan etape 3, Muaro Sijunjung–Pulau Punjung 100 km. Etape 4 Danau Singkarak–Payakumbuh 135 km;
Etape 5 Lembah Harau–Padang Panjang 101 km; dan etape 6 Kota Solok – Padang Aro Solok Selatan 140 km. Sedangkan etape 7 Pariaman – Pasaman Barat 157 km; etape8 , Padang Pariaman–Agam 101 km; dan etape 9 Pasaman–Bukittinggi Sirkuit 90 km.
“Setiap daerah yang akan dilalui tentu akan semua bersolek, baik dari atraksi, akses menuju destinasi, serta amenitas. Ini kesempatan dearah yang dilewati pebalap untuk mempromosikan daerahnya. Karena even TdS merupakan event internasional, media value-nya besar,” ungkap Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti.
Esthy juga menyebutkan, dampak TdS sangat terlihat setiap tahunnya. Terlihat dari pertumbahan ekonomi dan infrastruktur di Sumatera Barat yang sangat pesat. Tidak hanya itu, data mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) di Sumatera Barat selalu mengalami peningkatan. Data kunjungan wisman pada 2015 sebanyak 48.755, meningkat menjadi 49.686 wisman pada 2016. Untuk kunjungan wisnus, pada 2015 sebanyak 6.973.678 meningkat menjadi 7.343.282 wisnus pada 2016.
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan dampak positif dari penyelenggaraan TdS sangat dirasakan oleh masyarakat Sumbar terutama direct impact ekonomi selama penyelenggaraan berlangsung, “Tingkat hunian kamar hotel meningkat, begitu pula penjualan makanan, souvernir, dan oleh-oleh melonjak,” kata Irwan Prayitno.
Penyelenggaraan TdS yang berlangsung setiap tahun, menurut Irwan Prayitno, juga mendorong peningkatan infrastruktur terutama jalan-jalan yang akan dilalui peserta balap sepeda menjadi terpelihara dan semakin mulus.
“Provinsi Sumatera Barat sendiri berada di bagian barat tengah Pulau Sumatera. Wilayahnya memiliki dataran rendah di pantai barat, serta dataran tinggi vulkanik yang dibentuk oleh Bukit Barisan membentang dari barat laut ke tenggara. Sumatera Barat merupakan tempat yang tepat untuk Anda berpetualang hingga ke daerah pedalaman, mulai dari alam bebas, satwa liar, pulau, pantai, hingga hutan hujan tropis. Itu karena inilah salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan sumber keanekaragaman hayati dan keindahan alam,” ungkap Irwan Prayitno.
Wisata alam di Sumatera Barat yang memiliki daya tarik memikat seperti Ngarai Sianok di Bukit Tinggi, Danau Maninjau, Danau Diatas, Danau Dibawah, Danau Singkarak, air terjun di Lembah Anai, Ambun Pagi, pantai Carolina, pantai Bumpus, Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS); dan gunung berapi di Singgalam. Selain bentang alam yang begitu memukau, Anda juga dapat menikmati begitu banyak daya tarik budaya di Sumbar seperti Jam Gadang, Istana Pagaruyung, dan wisata sejarah gua Jepang di Agam dan Istana Kerajaan Pagarujung di Batusangkar.
Bandar Udara Internasional Minangkabau menjadi gerbang utama menuju Sumatera Barat. Berlokasi di Ketaping, kecamatan Batang Anai, kabupaten Padang Pariaman dan berjarak sekira 23 km dari pusat Kota Padang. Bandar udara ini memiliki luas 4,27 km² dengan landasan pacu sepanjang 2.750 meter. Bandar Udara Internasional Minangkabau merupakan bandar udara pertama dan satu-satunya di dunia yang memiliki nama suatu suku atau etnik, yaitu Minangkabau. Bentuk atap bangunannya adalah gonjong dan hiasan ukiran Minang. (*)