PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III mengembangkan konsep pariwisata terintegrasi dengan zona ekonomi kota. Cara yang dilakukan Pelindo III adalah mengembangkan manmade di Kawasan Pesisir Pantai Utara Surabaya. Wilayah seluas 4.000 meter persegi disulap menjadi destinasi wisata. Ada beragam objek yang dibangun Pelindo III. Seperti Patung Suroboyo. Tinggi patung mencapai 25,5 meter, lalu diameternya sekitar 15 meter. Kehadiran patung ini dipercaya semakin mempercantik Taman Bulak, Pantai Kenjeran.
“Kami mengembangkan Taman Bulak. Ada banyak fasilitas yang dibangun di sana. Diharapkan dengan berfungsinya destinasi tersebut akan menjadi daya tarik baru. Pergerakan wisatawan semakin optimal,” ungkap Direktur SDM Pelindo III Toto Heli Yanto, beberapa waktu lalu.
Melengkapi pengembangan kawasan Pesisir Pantai Utara Surabaya, beragam jenis flora ditambahkan. Selain menambah keindahan, flora-flora tersebut juga diarahkan sebagai penyeimbang ekologi di sana.
Toto menambahkan, Pelindo III memiliki komitmen kuat untuk menyediakan ruang publik yang asri. Dari situ muncul aktivitas pariwisata yang menjanjikan.
“Kami memiliki kewajiban untuk mendukung kebijakan pemerintah. Surabaya ini merupakan destinasi wisata yang besar. Potensi yang dimilikinya luar biasa. Nantinya, kawasan destinasi yang dikembangkan Pelindo III bisa menjadi ruang publik yang eksotis. Dengan begitu, aktivitas pariwisata di sana semakin optimal. Ada keuntungan ekonomi yang bisa dimanfaatkan masyarakat,” lanjutnya lagi.
Konsep destinasi terintegrasi memang didesain oleh Pelindo III. Patung Suroboyo dan Taman Bulak ini akan terkoneksi dengan poros ekonomi di kawasan Pesisir Pantai Utara Surabaya. Sebab, di sekitarnya ada Sentra Ikan Bulak dan Kampung Nelayan. Kedua spot unik tersebut akan menjadi daya tarik lain dari kawasan destinasi yang dikembangkan oleh Pelindo III.
“Kehadiran destinasi ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitarya. Kami harap ada kenaikan nilai transaksi dari Sentra Ikan Bulak. Sebab, wisatawan bisa langsung membeli ikan segar di situ. Dengan konsep kekinian yang unik, destinasi ini akan menarik minat milenial. Patung Suroboyo terebut akan menjadi ikon baru,” tutur Toto lagi.
Milenial memang menjadi pangsa pasar menjanjikan. Merujuk data UNDESA 2014, Asia akan menjadi rumah bagi populasi milenial hingga 2030. Sebanyak 57% milenial ada di Asia. Sebaran kaum milenial terbesar ada di Tiongkok dengan 333 Juta orang. Indonesia memiliki potensi pertumbuhan 82 Juta milenial, ada 42 Juta milenial di Filipina, juga 26 Juta milenial Vietnam.
“Kami apresiasi apa yang dikembangkan oleh Pelindo III. Selain layanannya, mereka mengembangkan juga destinasinya. Dengan konsep kekinian, wisatawan akan tertarik datang ke sana khususnya kaum milenial. Pasar milenial sangat menjanjikan. Yang jelas, secara keseluruhan pariwisata Surabaya memiliki profil kompetitif,” terang Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.
Pergerakan wisatawan di Surabaya menjanjikan sepanjang 2018. Masuk melalui Bandara Juanda, arus wisman mencapai 322.964 orang. Arus tersebut tumbuh 30,67% dari tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2017, pergerakan wisman mencapai 247.166 orang. Pergerakan wisman terbesar datang dari Malaysia dengan angka 72.548 orang. Strip ke-2 ditempati wisatawan Singapura dengan jumlah 25.257 orang.
“Dengan banyaknya destinasi menarik, pergerakan wisatawan akan semakin optimal di Surabaya. Dan itu artinya ada banyak keuntungan yang akan diterima oleh masyarakat di sana. Surabaya ini destinasi yang luar biasa. Selain atraksinya, aksesibilitas dan amenitasnya sangat bagus. Silahkan berkunjung ke Surabaya. Nikmatilah beragam experience terbaiknya di sana,” tutup Arief yang juga Menpar Terbaik Asia Pasifik.