Sebagai salah satu event rally kapal layar yang dikenal di dunia, Sail Indonesia kembali digelar untuk ke-14 kalinya. Kali ini, pada Rabu (30/8) puluhan kapal menyambangi Tarakan, sebuah pulau tropis sekaligus kota di Provinsi Kalimantan Utara. Selama di Tarakan, para petualang lautan ini menikmati berbagai daya tarik wisata kota serta mendapatkan sambutan selamat datang lewat kegiatan gala dinner yang dipersiapkan Pemerintah Daerah dan dukungan Kementerian Pariwisata.
Sail Indonesia merupakan rally yacht tahunan yang berangkat dari Darwin di Australia pada Juli setiap tahunnya. Acara ini berlangsung selama tiga bulan dengan tujuan singgah menyusuri beberapa tempat di Indonesia sebelum meneruskan pelayaran mereka ke Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Kegiatan bahari tahunan ini sejak 2009 disesuaikan dengan nama daerah yang menjadi pusat tujuan utama atau puncak acaranya, seperti Sail Bunaken (2009), Sail Banda (2010), Sail Wakatobi-Belitong (2011), Sail Morotai (2012), Sail Komodo (2013), Sail Rajampat (2014), Sail Tomini (2015), Sail Selat Karimata (2016), dan Sail Sabang (2017).
Kapal layar yang mengikuti kegiatan Sail Indonesia memulainya dengan menyinggahi Kupang di Nusatenggara Timur sebagai titik masuk pertama dari Australia pada 1 Agustus 2017. Rute perjalanan mereka adalah: Darwin, Kupang, Wini, Alor, Labuan Bajo, Badas, Lombok utara, lovina Bbuleleng Bali, Karimunjawa, Kumai, Manggar, Belitung Tanjung Kelayan, Ketawai Bangka Tengah, Bintan, Nongsa Pulau Batam dan Sabang.
Tahun depan para peserta ini akan pulang mulai April 2018. Rutenya adalah dari Langkawi dan berakhir di Tawao pada 23 Agustus 2018. Kemudian pada 27 Agustus mereka masuk ke Tarakan, Tanjung Batu Berau, Toli Toli, Buol Sulawesi Tengah, Pulau Saronde Kuandang, Boroko Sulawesi Utara, Bitung Sulawesi Utara, Morotai, Wayak Raja Ampat, Waisai Raja Ampat, dan berakhir di Sorong, Papua.
Selama tiga bulan menjelajahi perairan Indonesia, para pelayar lautan ini diundang untuk berpartisipasi dalam serangkaian acara dan festival budaya yang akan digelar di berbagai titik perhentian di seluruh Indonesia. Di setiap perhentian, peserta berkesempatan mengenal keragaman masyarakat, budaya, gaya hidup, seni, kerajinan, kuliner, dan tentu saja bahasa lokal. Peserta dipersilahkan untuk berpartisipasi dalam semua acara dan di semua perhentian dimana mereka juga akan disambut panitia pelaksana dengan keramahan, penerimaan dan perayaan.
Untuk mendukung event Sail Indonesia, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bebas visa. Selama ini, kebijakan Bebas Visa Kunjungan hanya memperbolehkan izin tinggal selama 30 hari di Indonesia. Jika menggunakan Visa on Arrival, batas waktunya 60 hari. Kini bagi para yachter, Pemerintah sudah menyediakan social culture visa dengan masa berlaku 60 hari dan bisa diperpanjang 4 x 30 hari. Jadi, para yachter dapat berpetualang selama enam bulan. Kemudian untuk mengantisipasi kunjungan dan lama tinggal, Pemerintah Pusat dan Daerah mulai mengupayakan adanya kebutuhan pelabuhan pariwisata atau setidaknya dermaga wisata karena peningkatan pelayanan seperti Clearance in and out, Custom, Immigation Stamp Passport, karantina dan Syahbandar. Sekarang pun para yachter dapat memanfaatkan layanan perizinan tersebut melalui laman online http://www.yachters-indonesia.id dengan mengisi form yang tersedia.
Sail Indonesia sendiri merupakan sebuah lembaga non-komersial yang mandiri yang dicetuskan pada Desember 2000 oleh Dr. Aji Sularso (Kementerian Kelautan ketika itu) dan didukung oleh Kementerian Pariwisata. Misi organisasi ini adalah untuk mengenalkan keindahan bahari Indonesia sebagai tujuan wisata laut, baik di atas maupun di bawah permukaan laut, serta jalur laut Indonesia sebagai arena berlayar.