Menilik Budidaya Jamur di Desa Wonorejo

Berwisata ke Kota Batu, Jawa Timur, tidak lengkap rasanya jika tidak mampir kedesa wisata yang dibesut oleh warga setempat. Sebabdengan berkunjung ke desa wisata, kita dapat mengetahui potensi wisata yang adapada masing-masing daerah di Kota Batu. 

Salah satu desa wisata di Kota Batu yang cukup tersohor adalah Desa Tulungrejo. Terdiri dari banyak dusundanberagam potensi wisataseperti budidaya jamur, sapi perah, kebun bunga, peternakan kelinci, dan masih banyak lagiyang lainnya. Akan tetapi, ada desa wisata lain dengan potensi yang tak kalahmenonjol, yaitu Dusun Wonorejo yang terkenal dengan budidaya jamur.

Budidaya jamur di Dusun Wonorejo sudah dilakukan sejak tahun 1996. Saat itu, peminat jamur masih sangat sedikitsehingga peluang memasarkannya hanya pada kalangan tertentuseperti hotel dan restoran. Akan tetapi, kini jumlah produksi jamur khususnya Osteon dan Florida tumbuh pesat seiring kenaikan jumlah penduduk di Indonesia. 

Kota Batu cenderung dingin sehingga memudahkan pertumbuhan jamur. Diakuiolehpetani jamur Wonorejo, setiap harinya mereka dapat memanen jamur untuk dijual ke berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari daerah lokal sekitar Batu hingga ke luar pulau, Lombok dan Bali. Padahal, modal memproduksi jamur bisa dibilang sangat iritnamunhasilnya berlipat-lipat. Untuk harga jual jamurmulai dariRp 10.000 sampai 15.000 rupiah perkilo.

Keuntungan inilah yang kini kian dilirik petani di sekitar Kota Batu. Bahkan tidak jarang petani buah apel beralih ke jamur untukmeraihkeuntungan yang lebih menggiurkan.Keuntungan yang didapat akan lebih tinggi apabila petani jamur juga merangkap sebagai pengusaha produksi baglog berbahan serbuk gergaji, jagung, dan kalium. Sebab, dengan memproduksi baglog sendiri, alokasi dana pembelian baglog—yang harganya lebih tinggi—dialihkan kepada biaya produksi pembuatan baglog—yang lebih rendah. 

Memang, di balik keuntungan melimpah dari budidaya jamur, tidak mudah untukmenumbuhkembangkan. Perlu perawatan khusus dan harus ekstra steril. Itulah sebanyamengapa wanita yang tengah menstruasi dilarang masuk kombong jamur. Ditakutkan jamur dan bakteri yang ada pada darah haid berpindah dan mengkontaminasi pertumbuhan jamur.

Suwatman, salah satu petani jamur di Wonorejo mengaku, dalam satu bulan dapat menghasilkansekitar 6-8 ton jamur , angka yang cukup fantastis mengingat dia dan keluarganya baru memulai usaha sebagai petani jamur sejak 2007.

Hasil dari budidaya jamur tidak sekadar jamur mentah. Sebabdi era teknologi yang kian berkembang, pengetahuan petani semakin meluas. Mereka banyak berinovasi untuk membuat varian olahan dari tanaman jamur. Mulai dari keripik hingga bakso. 

Jika Anda tertarik untuk melihat langsung pembuatan baglog dan budidaya jamur, Anda bisa datang ke Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, atau sekira 15 kilometer dari Alun-Alun Kota Batu. Tidak ada angkutan umumuntuk menuju ke sana. Jadi,persiapkan kendaraan pribadi atau kendaraan sewa jika ingin tahubanyak tentang jamur.