Bakera: Spa Tradisional dari Minahasa

Apabila Anda adalah wanita yang rutin melakukan perawatan tubuh dengan cara spa maka perlu mengetahui salah satu bentuk kearifan lokal nenek moyang kita. Bakera adalah spa tradisional asal Minahasa yang memiliki keunggulan tidak kalah dari produk spa modern dari luar. Utamanya bakera akan sangat bermanfaat untuk wanita yang baru melahirkan.

Bakera diarahkan secara khusus untuk membuat  kencang organ intim wanita. Orang Minahasa menyebutnya bakancingyang diartikan organ intim dan reproduksi wanita yang kendor setelah hamil dan melahirkan akan dikembalikan menjadi elastis. 

Dampak yang dirasakan dari spa bakera ini adalah: mengeluarkan sisa darah sehingga lancar keluar berupa haid, bau amis dari vagina dan organ reproduksi lainnya setelah melahirkan akan hilang, otot yang kaku dan kendor selama masa hamil dirangsang ke bentuk semula, dan ibu dapat merawat bayi dalam keadaan sehat. Selain itu, bakera juga dapat membuat raut wajah menjadi segar kemerahan tidak pucat.

Ada 20 tanaman ideal yang digunakan dalam terapi bakera, terdiri dari 40 persen tanaman obat, yaitu meliputi: daun cengkeh, dukung anak, daun pisang, daun balacai, daun sesewanua, daun tawaang, daun mangga, daun beluntas, serta daun sirih. Jenis tumbuhan tersebut mempunyai efek kekebalan tubuh, mengurangi rasa sakit dan menciptakan ketenangan, serta sebagai zat pembunuh kuman.

Selain itu, ada lebih dari 30% tanaman beraroma yang biasa dijadikan bumbu dapur, yakni daun pandan, daun sereh, daun jeruk, jahe untuk menghangatkan tubuh, daun kayu manis, bawang putih, dan daun pala. Ditambahkan pula sekira 20% persen buah-buahan, terutamanya lemong suangi untuk memanaskan badan,  daun sirsak, serta daun jambu muda.

Proses terapi bakera dilakukan dengan mengolah semua tanaman (buah, kembang, daun, batang, dan akar) direbus hingga mendidih. Berikutnya saat bersamaan batu kali yang sudah disiapkan dibakar hingga memerah.

Wanita yang akan melakukan bakera duduk dalam keadaan tanpa busana dan ditutup kain mulai kepala sampai kaki. Berikutnya panci rebusan diletakan di bawah tempat duduk dimana batu diletakan di depan kursi dan mulai disiram air rebusan hingga mengeluarkan asap dan aroma panas. 

Tutup panci dibuka sedikit demi sedikit untuk mengeluarkan uap panas. Proses ini kurang lebih 30 menit. Air rebusan dalam keadaan hangat dibuat air mandi dan keramas. Asap perlu dihirup dan ditelan sebanyak tiga kali.

Bakera biasa dilakukan wanita Minahasa setelah dua minggu melahirkan. Untuk prosesnya dibantu orangtua atau suaminya pada pagi hari jam 06.00-07.00 WIB. Bakera dapat dilaksanakan dua kali dalam tenggang waktu hingga 40 hari, setelah 40 hari maka biang kampong (tukang pijat) akan mengurut seluruh badan terutama organ reproduksi wanita.