Cera Lab’u: Syukur Bumi Desa Soro Dompu

Sebuah prosesi adat yang awalnya hanya bisa disaksikan lima tahun sekali namun sekarang telah menjadi agenda tahunan masyarakat desa pesisir Pulau Sumbawa. Cera lab’u adalah suatu tradisi nelayan Desa Soro, Kecematan Kempo, Kabupaten Dompu, Nusa Tengara Timur.

Cera lab’u berasal dari bahasa Bima, cera artinya tradisi tahunan dan lab’u adalah teluk, jadi cera lab’u artinya tradisi tahunan yang diadakan di teluk. Acara syukur Bumi ini berupa persembahan kepada laut sebagai dan rasa syukur atas penghidupan nelayan setempat.

Hari pelaksanaan akan didahului adanya tanda seperti apabila warga atau kepala suku bermimpi bertemu seorang gadis di tengah laut maka itulah isyarat cera lab’u harus dilakukan. Prosesi adat biasanya akan berlangsung selama 2 hari.

Didahului oleh tanda atau isyarat maka ketua adat akan bermusyawarah dengan warga setempat untuk membicarakan pelaksanaan acara cera lab’u. Berikutnya acara akan melangsungkan pemotongan kerbau pada malam hari. Bagian kepala kerbau yang di penggal akan di pisahkan dari badannya yang nantinya akan dibagikan kepada para warga dan disantap bersama.

Kepala kerbau yang dijadikan sesajen dihiasi dengan bunga dan kemenyan di atas nampan. Berikutnya di pagi hari (pukul 9 pagi) para tetua adat akan mengantarkannya ke laut menggunakan perahu yang sudah dihiasi pula. Setelah lokasi ditentukan di sekitar pusaran air maka kepala kerbau akan dilemparkan ke laut dan perahu rombongan yang ikut serta secara sepontan menyitari perahu utama (pengantar sesajen). Tradisi cera lab’u senantiasa diwarnai nuansa mistis, yaitu saat prosesi berlangsung akan ada warga yang akan di rasuki oleh roh nenek moyang atau penjaga laut.

Selepas kembali dari pengantaran dan tiba di darat maka kegiatan akan berlanjut dengan saling siram air antarwarga menggunakan air sampai basah, makin banyak yang disiram maka dipercaya semakin banyak pula penghasilan para nelayan yang turun melaut nantinya. Biasanya setelah acara ini berlangsung, tiga sampai empat hari nelayan tidak diperbolehkan melaut untuk mencari ikan.

Bagi warga Desa Soro, tradisi cera lab’u dipercaya akan mendatangkan rezeki serta menolak bala sehingga warga antusias untuk berpartisipasi. Warga bahkan akan mengumpulkan uang bersama untuk membeli satu ekor kerbau untuk sesajen.