Saat ini masih banyak orang belum dapat membedakan antara mutiara asli dan yang bukan (sintetis). Meski diperhatikan serupa namun mutiara asli (mutiara air laut) jelas memiliki keunggulan. Seperti diketahui ada tiga jenis mutiara, yaitu: mutiara imitasi, mutiara air tawar, dan mutiara air laut.
Mutiara imitasi pembuatannya di pabrik, terbuat dari plastik dan bila digigit terasa licin dan mudah terkelupas. Bentuknya identik bulat, memiliki warna yang mirip mutiara air tawar dengan besar dan berat tidak sesuai. Harganya sendiri sangat murah.
Mutiara yang dibudidayakan di air tawar bentuknya lingkar dan lonjong, warnanya ada yang hitam, biru, pink, putih, orange, hijau merah dan kuning. Berat dan besar dan berat hampir sama, bila digigit terasa pasir tapi tidak mudah tergores. Harganya sendiri lebih mahal daripada mutiara imitasi.
Sementara itu, mutiara air laut dihasilkan secara alami di laut, bentuknya tidak beraturan atau sangat sulit mendapatkan bentuk bulat. Akan tetapi, dengan bantuan manusia, mutiara tersebut bisa dibentuk sesuai keinginan.
Mutiara air laut sendiri terbentuk akibat adanya rangsangan benda asing yang masuk ke dalam mantel kerang (baik mutiara secara buatan maupun alami). Benda asing tersebut terperangkap di dalam kerang dan tidak bisa keluar. Untuk mempertahankan diri dan menghilangkan rasa sakitnya, kerang yang tertempel benda asing akan mengeluarkan cairan lendir untuk melapisi benda asing tersebut agar menjadi licin sehingga dapat terbebas dari rasa sakit. Mantel karang mutiara memiliki sel-sel aktif yang dapat menghasilkan zat-zat lendir yang akan mengeras menjadi mutiara. Lapisan yang terbentuk memiliki warna, bentuk, ketebalan dan ukuran yang berbeda-beda, tergantung dari faktor eksternal maupun internal.
Dengan memasukkan benda asing berupa nucleus (dari tulang ikan yang dihancurkan dan dibentuk bulatan) ke dalam kerang mutiara maka akan menghasilkan mutiara yang bentuknya bulat. Berikutnya kerang akan mengeluarkan lendir terus-menerus untuk melapisi, mengikuti bentuk benda asing yang masuk. Mutiara hasil budidaya dirangsang dengan nucleus dan seibo. Seibo adalah mantel dari kerang lain yang dipotong-potong dan penempatannya harus saling bersentuhan dengan siput di dalam kerang mutiara.
Mutiara asal Lombok dan Sumbawa dibudidayakan di laut dengan cara seperti di atas. Pembudidayaan tersebut menyesuaikan kondisi perairan yang sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangannya, serta tentunya kualitas mutiara yang dihasilkan nantinya. Hal itu karena perairan di sejumlah selat di NTB seperti Selat Alas, Selat Lombok dan Selat Sape tidak memiliki arus gelombang yang tinggi. Pembudidayaan mutiara selayaknya memang perlu dilakukan di tempat yang terlindung dari arus.
Selain itu, hal penting lainnya adalah sirkulasi atau penggantian air di perairan Lombok dan Sumbawa ideal untuk pertumbuhan plankton dan zooplankton sebagai bahan makanan siput di perairan NTB. Deposit makanan siput yang bagus maka akan turut menciptakan kualitas mutiara yang dihasilkan nantinya. Mutiara laut selatan Lombok sendiri dilahirkan dari kerang berjenis Pinctada maxima.
Pembibitan kerang mutiara sendiri dilakukan di teluk, sementara untuk pembudidayaannya dilakukan di perairan lepas, yaitu yang sirkulasi airnya baik. Beberapa Lokasi budidaya mutiara di NTB di antaranya adalah: Gili Gede (Pelayan, Bolangis), Gili Asahan (Labuhan Poh), Teluk Sire Lombok Barat, Sembelia Lombok Timur, Tanjung Bero, Teluk Mapin, Pulau Moyo dan Teluk Saleh, Sumbawa, Kwangko/Kempo, Teluk Sanggar, Dompu dan Teluk Sape serta Teluk Waworada di Bima.
Ciri mutiara air laut dari Lombok dan Sumbawa bentuknya lonjong, bulat, setengah lingkar dan tidak beraturan. Warnanya sendiri ada yang putih, keemasan, hitam, keabu-abuan, hitam kemerahan, atau putih kekuningan dan putih perak. Ukuran dan berat mutiaranya sama atau sesuai dan bila digigit terasa asir tetapi tidak akan tergores. Untuk harganya sendiri bergantung dari gram dimana bervariasi mulai dari Rp 80 ribu ke atas.
Mutiara lombok telah menjadi incaran berbagai produsen perhiasan mutiara dunia seperti dari New York (AS), Milan (Italia), Tokyo (Jepang), hingga Geneva dan Zurich (Swiss). Bahkan, saat ini pasar global mutiara (air laut) masih dikuasai Indonesia dimana kerap menjuluki mutiara Lombok-Sumbawa sebagai “The Queen of Pearls”. Mutiara lombok memang dikenal karena keindahan warnanya. Setidaknya ada 27 jenis warna mutiara Lombok dan tiga warna alami yang jadi keunggulan dan disukai pasar, yaitu: bronze, metal, dan etnerald. Warna-warna tersebut tidak ada di tempat lain.