Wonogiri: Berwisata ke Kota Gaplek

Entah berapa banyak warung bakso yang dilabeli nama ‘Gajah Mungkur’. Di kota-kota besar termasuk di Ibukota penggunaan nama itu menjamur. Bila Anda bepergian ke Kabupaten Wonogiri di Jawa Tengah, bersiaplah dibuat takjub dengan pemandangan warung-warung bakso yang berjajar di pinggir jalan, jumlahnya sangat banyak dan Anda bisa menemukannya dimanapun. Jangan heran karena legenda bakso wonogiri memang berasal dari sini. 

Di sisi lain, Wonogiri dilekati julukan “Kota Gaplek” dimana merupakan salah satu makanan khas Jawa Tengah. Tidak bisa dipungkiri bahwa industri jamu pun berkembang di sini karena bahan baku seperti jahe, kencur, kunyit, temulawak, cabe jamu begitu melimpah. Hasil yang satu itu kerap kali dipasarkan ke daerah dan kota-kota besar, bahkan tidak jarang ada perajin  jamu yang memutuskan berjualan di kota lain. 

Meskipun secara harfiah berarti ‘hutan di pegunungan’, Wonogiri bukanlah wilayah sesejuk Wonosobo ataupun Magelang. Akan tetapi, bertani dan berkebun tetap menjadi mata pencaharian utama bagi penduduknya, mereka menghasilkan berbagai jenis sayuran, singkong, cokelat dan masih banyak lagi.

Saat berkunjung ke sini, akan tampak panorama Gunung Gandul di sebelah timur yang bernaung di dalam Gugusan Gunung Seribu. Anda juga akan melihat rumah penduduk yang sebagian sudah modern dengan cat dan keramik warna-warni namun uniknya tetap menggunakan atap rumah pendopo. Hingga kini kantor bupati pun mengaplikasikan atap rumah berbentuk limas tersebut.

Jalanan lenggang dan sunyi senyap mewarnai keseharian di Wonogiri, tampak beberapa bus jurusan Pacitan dan Solo berkendara cepat. Terang saja Wonogiri begitu sepi lantaran penduduknya banyak merantau dan mengadu nasib di kota lain. 

Berdirinya Kabupaten Wonogiri selalu dikaitkan dengan Desa Pule di Kecamatan Selogiri. Berawal dari inisiatif untuk menjadikan Wonogiri sebagai basis perjuangan Raden Mas Said yang merupakan Mangkunegara I. Dari sanalah awal pemerintahan dibentuk secara sederhana. Tekad ini kemudian didukung penuh oleh penduduk Wonogiri saat itu.

Kegiatan

Mulai dari pegunungan, sawah, hutan, sungai, waduk, pantai, goa hingga sejarah bisa didapat di sini. Itulah mengapa sebabnya Wonogiri tepat dijadikan lokasi wisata. 

Silahkan mengunjungi Pantai Nampu yang terletak di selatan ataupun wisata ritual Kahyanganyang didirikan oleh Raden Mas Said. Selain itu, ada waduk Gajah Mungkur yang cocok dijadikan obyek wisata keluarga. Untuk anak-anak, Wonogiri juga memiliki Museum Karst Dunia yang menyajikan edukasi mengenai batuan kapur atau karst.

Museum Karst Dunia diciptakan di Wonogiri karena Desa Gebangharjo di Kecamatan Pracimantoro dijadikan pusat penelitian kawasan karst. Kecamatan tersebut memiliki puluhan gua yang unik dan menakjubkan, diantaranya Gua Tembus, Gua Mrica, Gua Sodong, Gua Potro, Gua Sapen, dan Gua Gilap.

Transportasi

Karena letaknya dekat dengan Bandara Adi Sumarmo di Solo dan Bandara Adi Sucipto di Yogyakarta, Wonogiri bisa dicapai dengan waktu yang singkat. Anda bisa melanjutkan perjalanan dari kedua kota tersebut menggunakan bus dengan lama perjalanan sekira 2-3 jam.

Akses perjalanan darat pun begitu mudah karena banyak sekali bus jurusan Jakarta-Pacitan yang melewati Wonogiti, bus beroperasi dengan tarif sekira Rp300 ribu untuk kelas eksekutif, dan sekira Rp130 ribu untuk kelas ekonomi AC. Berikut ini adalah beberapa bus yang bisa Anda hubungi.

P.O Gunung Mulia

(0271) 621153; (0271) 623220

P.O Gajah Mungkur

081314132345

P.O Aneka Jaya

 (0357) 881091

Akomodasi

Terbilang terbatas pilihan hotel di Wonogiri bahkan di pusat kota sekalipun. Akan terapi, ada beberapa yang bisa direkomendasikan seperti berikut ini.

Hotel Diafan Wonogiri

No. Telepon: (0237) 323007

Hotel Merista

No. Telepon: (273) 415199

Hotel Cendrawasih

No. Telepon: (0273) 325539

Berkeliling

Angkutan umum di Wonogiri berupa bus-bus kecil yang melayani akses antar kecamatan, seperti Manyaran, Baturetno, Pracimantoro, Tirtomoyo, Slogohimo dan masih banyak lagi. Tarifnya Rp8 rb untuk jarak jauh dekat. Uniknya, bus-bus ini didesain dengan warna terang yang menarik perhatian. Di sekitar tubuh bus pun diberi gambar.

Kuliner

Dari sekian banyak warung bakso yang ada maka paling terkenal kelezatannya adalah Bakso dan Mie Ayam Gajah Mungkur di Pojok Pegadaian Wonogiri, Pasar Kota. Jangan lewatkan menyantap Ayam Panggang Mbok Tiyem yang terletak di Jatisrono. Kenikmatan ayam panggang ini sudah sangat terkenal sehingga cabangnya bisa Anda temukan juga di sekitar Solo.

Makanan lain yang wajib dicicip di Wonogiri adalah sate kambing muda. Banyak warung yang menjajakan kuliner ini. Salah satu yang paling menggoda adalah Sate Kambing Pak kembar di dekat Terminal Baturetno. Kawasan Kecamatan Baturetno juga menjadi surganya kue serabi dengan penampilan dan citarasa unik.

Berbelanja

Ketika bertanya oleh-oleh apa yang bisa dibawa pulang dari Wonogiri, warga setempat pasti akan merekomendasikan kacang mete. Wonogiri dengan kondisi geografisnya membuat pohon jambu mete tumbuh liar di jalan-jalan, tidak heran jika komoditi ini begitu melimpah dan kemudian dibudidayakan dengan baik untuk menghasilkan kacang mete berkualitas tinggi. Satu kilogram kacang tersebut bisa dihargai Rp100-120 ribu.

Siapa bilang Wonogiri tidak punya kain khas? justru tempat inilah yang melahirkan batik-batik dengan motif remukan yang unik. Anda bisa datang ke sentra kerajinan Batik Wonogiren di Kecataman Tirtomoyo, harga batik tulis berkisar Rp150-500rb.

Tips

Jalan raya di Wonogiri memiliki ciri khas tersendiri, jika Anda memperhatikan dengan seksama akan terlihat bahwa keramaian hanya terdapat pada pertigaan maupun perempatan jalan saja. Jalur lurus di kabupaten ini sangat sepi, jarang ditemukan penjual makanan, pasar hingga pom bensin. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk langsung beristirahat, mencari makan atau mengisi bensin jika menemukan perempatan dan pertigaan jalan.