Dari Sorong ke Waisai

Di beberapa tempat di kota Sorong yang sudah sangat maju, banyak terlihat pangkalan ojek dengan kumpulan pemuda Papua berkulit legam,berkaos kutung.Mereka duduk berlindung dari sengatan Matahari. Diantara mereka nampak wajah-wajah etnis lain seperti Jawa, Makassar, danAmbon.Bersama penduduk asli Papua Barat, mereka berbaur harmonis. 

Lambaian tangan dan senyuman penduduk Sorong adalah penanda persahabatan.

Bandara Dominik Eduard Osokterletak sangat dekat dari jantung Kota Sorong yang ramai. Untuk pergi ke Raja Ampat, Kota Sorong merupakan biasanya dijadikan kota transit untuk selanjutnya menuju Pelabuhan Rakyat, tempat berlabuhnya kapal feri yang menghubungkan pulau-pulau kecil di Raja Ampat. Jalur transportasilaut yang melayani pelayaran antarprovinsi, dipusatkan diPelabuhan Besar.

Dengan menggunakan taxi bandara berupa mobil minibus, Anda dapat melihat Pelabuhan Rakyat dalam hitungan 5 menit dari Bandara Udara. Kapal feri seperti Ave Maria, memakan waktu selama 5 jam pelayaran ke Ibukota Raja Ampatyaitu Waisai. Kapal feri cepat (Kapal Cepat Exclusive Class, seperti MV Marina Express) tarifnya Rp120.000,00per orang dengan lama waktu perjalananselama3 jamke Waisai.

Nikmatnya Makan Pinang di pelayaran MV Marina Express

Adalah Dani, seorang pemuda kelahiran Waisai, IbuKota Raja Ampat, dari orang tua yang berasal dari Jawa Timur. Ia berdiri diterpa angin di lantai atas, tepatnya di atap MV Marina Express6yang terbuka. Beberapa jajaran kursi dibiarkan kosong tak diduduki karena panasnya matahari pukul 14.00 saat melautnya kapal feri ini. Dani memandang luasnya lautan, menikmati angin yang telah dikenalnya selama 21 tahun selama hidupnya di Waisai. Ia mencantumkan WTC di bagian belakang namanya. “Ini nama belakang saya, WTC”, jelasnya. Setelah ditanyakan lebih jauh, ia menjelaskan bahwa semua pemuda Waisai rata-rata mencantumkan WTC sebagai nama belakang, sebagai tanda kecintaan mereka pada tanah kelahiran. WTC adalah kependekan dari Waisai Tercinta.

Keramahannya tak dapat diabaikan. Sekantung benda asing dikeluarkannya dari tasnya, terbungkus dalam kantong plastik berwarna merah. Duduklah ia di atas lantai bagian belakang kapal, sambil mengajak dengan sopan. Dibukanya kantong plastik itu dan nampaklah tiga jenis benda yang sedikit asing bagi mereka yang biasa hidup di tengah hidup yang modern. Buah pinang, bunga sirih, dan sekantung bubuk kapur barus disebutkan satu persatu. “Mari coba makan pinang”, ajaknya.

Makan pinang menjadi sebuah pengalaman menarik dan sangat jamak dilakukan oleh masyarakat di Maluku, Raja Ampat, Papua Barat, dan Papua, baik pria ataupun wanita. Selain rasa yang baru untuk lidah yang belum merasakannya, cara memakannya pun adalah suatu pengalaman teramat menarik. Memilih pinang muda, bukan pinang tua yang menguning, pun merupakan wawasan tambahan yang asik untuk diketahui. 

Mengupas kulit pinang yang masih muda berwarna hijau adalah hal yang mendekatkan antara dua orang yang belum saling mengenal. Serat pinang yang segar dikunyah hingga lumat dan cukup halus untuk ditambahkan bahan berikutnyayaitubunga sirih. Bunga sirih dibubuhi bubuk kapur putih, rasa teraneh tetapimenyatukan pertalian persahabatan. Pinang selain untuk meminang, juga merupakan alat untuk bersosialisasi dan mengakrabkan perkenalan.

Pinang lebih baik dari rokok. Ini tidak berbau dan tidak membuat sakit paru-paru. Makan pinang menguatkan gigi. Semua orang Papua punya gigi kuat, karena mereka makan pinang”, jelas Dani sambil meludahkan kelebihan air dari campuran serat buah pinang dan sirih berkapur. Warna merah dari bauran kapur dan sirih mulai nampak di sela-sela giginya yang bersih. Sedikit aneh bagi yang tak biasa, tapi kapan lagi merasakan sensasi otentik Papua kalau tak mencobanya.

Sambil menikmati serat-serat pinang yang memerah, Dani banyak mengenalkan serpihan budaya di Papua. Kasoami, makanan khas Maluku dan Papua, banyak di pulau Buaya yang ditinggali orang Buton. Nama Pulau Buaya muncul karena bentuknya seperti buaya, walau sebenarnya bernama Pulau Raam. Sejak kecil ia sering berenang di pantai berpasir putih Pulau Raam. “Makanan asli orang Buton itu Kasoami, bukan makanan asli orang Maluku”, jelas Dani.

Kapal terus meluncur membelah riak ombak bulan November yang tak dapat dirasakan dari atas kapal. Gelombang di bulan Juli hingga September biasanya bisa menggoyangkan kapal sebesar MV Marina Express. Dani pun menunjukkan kalau sebelum Kota Sorong, Ibukota Sorong ada di Pulau Doom yang seolah tak diacuhkan oleh kapal yang terus melaju kencang.

Merapat di Raja Ampat

Patokan yang menandakan kapal cepat hampir sampai di Waisai ialah terlihatnya Pulau Tiga. Pulau Tiga adalah jajaran tiga buah pulau – Mioskon, Saonek, dan Saonek Bondeh – yang berada dekat dengan pelabuhan kapal laut Waisai. Pulau ini akan terlihat seperti menjadi satu saat sampai di Waisai. Salah satu dari tiga pulau ini tampak berupa seperti kapal perang, yakni pulau  bernama Pulau Saonek, tempat asal mula Ibukota Raja Ampat sebelum Waisai.

Setiap tanggal 25 Mei, di Raja Ampat diadakan festival rakyat Raja Ampat. Pada hari ini pesta ikan diselenggarakan, dan tiap orang dapat merasakan hidangan ikan bakar gratis yang disimpan di atas meja yang dijajarkan di sepanjang pantai di Waisai, atau pantai WTC, Waisai Tercinta. 

Waisai akhirnya menyambut dengan warna-warna yang khas dan menjadi hidangan lezat bagi lensa-lensa para fotografer yang ingin menangkap gambar sisi lain Indonesia. Para porter bergerombol menawarkan jasanya. Bila anda seorang traveler bijak, maka Anda akan terlebih dahulu membuat janji dengan salah seorang guide lokal yang akan membawa anda ke penginapan. Bila Anda lebih spontan, silakan manfaatkan keramahan para porter yang juga merangkap sebagai pengendara ojek atau sopir penyewaan mobil setempat. Waisai sendiri adalah kota yang baru dibangun dan beberapa pembangunan jalan serta fasilitas kota masih terlihat dalam pengembangan.

Satu hal yang penting untuk diingat, bahwa Waisai merupakan kota yang masih dapat menerima signal telepon genggam dengan baik. Keluar dari tempat itu, Anda harus selalu mempersiapkan diri untuk tidak dapat berkomunikasi sama sekali melalui telepon genggam. Selain itu, Waisai dapat menyediakan beberapa kebutuhan logistik yang relatif lebih lengkap di Pasar Waisai, dekat dengan Kantor Pemerintah Daerah Raja Ampat di Waisai. Di daerah lain di luar Waisai, kebutuhan logistik sulit Andaperoleh.