Kearifan Lokal Betawi untuk Perawatan Tubuh

Setiap wanita ingin tampil cantik saat duduk di pelaminan. Riasan wajah dan segenap busana pengantin belum cukup apabila tidak dibarengi kecantikan yang terpancar dari dalam. Masyarakat Betawi sejak lama menggunakan spa tradisional untuk menyempurnakan diri saat hari pernikahan.

Rangkaian spa tradisional ini terdiri dari lulur hingga proses siraman bunga yang disertai doa-doa. Adapula yang dilengkapi dengan tradisi minum jamu pengantin dan memapak daun-daunan. Tidak hanya untuk pengantin, Suku Betawi juga menggunakan tangas untuk perawatan kewanitaan. Selain itu, ada perawatan untuk ibu pasca melahirkan, bayi, dan perawatan masa tua.

Berikut ini beberapa bentuk kearifan lokal suku Betawi untuk perawatan tubuh.

Mengencangkan otot organ kewanitaan

Tangas adalah mandi uap, berfungsi untuk mengembalikan elastisitas vagina, meningkatkan libido dan memperbaiki rahim. Pertama-tama, seluruh tubuh diurut dengan minyak, serta dilulur dengan bahan-bahan yang terdiri dari tepung kulit telur, temugiring, laos merah dan jahe yang dihaluskan. Setelah itu ditangas dengan ramuan akar wangi, daun jeruk purut, daun jeruk, daun kemuning, daun sereh, daun mangkokan, daun delima, jahe, dan daun secang yang direbus bersama-sama. Uap hasil rebusan diarahkan ke tubuh dan vagina, agar uap terarah maka alat bantu berupa tikar pandan digunakan untuk membungkus tubuh.

Tangas juga sering dilakukan oleh calon pengantin, biasanya mulai dari 1 bulan sebelum hari pernikahan. Pengantin wanita yang sering ditangas akan terlihat perbedaannya. Tubuh akan harum dan keringat pun berkurang sehingga tidak perlu menggunakan riasan yang tebal saat menikah. Filosofi Betawi yang terdapat di sini, cahaya tubuh dipancarkan melalui mandi rempah-rempah, bukan berasal dari riasan wajah.

Membersihkan dan mengharumkan kulit

Remaja Betawi terbiasa membersihkan kulitnya dengan melulurkan tumbuh-tumbuhan. Tanaman yang digunakan adalah daun kemuning, harumnya dapat melekat di tubuh dan membuat kulit senantiasa halus. Hingga kini, resep kemuning pun banyak digunakan untuk lulur dalam kemasan. Ada juga ramuan daun beluntas yang digunakan untuk mengharumkan ketiak.

Tradisi mengunyah sirih yang dilakukan oleh nenek-nenek, ternyata juga diterapkan oleh orang Betawi untuk menjaga kesehatan, termasuk remaja. Hanya saja bahan yang digunakan meliputi ketumbar, kemangi, daun miana, urat akar dan beluntas. Seluruh rempah tersebut dihancurkan kemudian dikunyah, air yang keluar dari kunyahan itu dapat ditelan dan berfungsi untuk menyehatkan tubuh.

Perawatan pasca melahirkan

Perawatan yang satu ini disebut dengan mapas, ibu yang baru saja melahirkan, bagian perutnya dilumuri dengan laos dan jahe kemudian dibebatkan gurita selama tiga bulan. Untuk asupan makanan, ibu diberikan sayur bening atau air kacang hijau tanpa santan, dianjurkan juga mengonsumsi jamu ketumbar.

Perawatan bayi

Bibir bayi dioleskan madu usai dimandikan dan dipakaikan bedong. Perawatan ini dilakukan selama tiga bulan. Agar alisnya lebat, bayi melewati proses yang disebut didadah. Alis diolesi dengan ramuan cabe muda dan kemiri.

Perawatan masa tua

Masyarakat Betawi juga menyediakan ramuan khusus untuk perawatan masa tua, diantaranya meminum jamu dilep untuk meredakan sakit kepala, mengonsumsi jamu ketumbar terus-menerus dan meminum jamu delima putih untuk mengatasi keputihan.

Untuk mendapatkan perawatan tangas, Anda bisa mengunjungi Gaya Spa di Jalan Wolter Monginsidi No.25 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Juga di Hermitage Hotel di Jalan Cilacap, Menteng, Jakarta Pusat.