Banda Neira: Setidaknya Datanglah ke Sini Sekali Seumur Hidup

Aroma rempah telah mengundang penjelajahan dunia, membangun hubungan dagang antarbangsa, bahkan memicu lahirnya kolonialisme. Dunia dan peradaban berubah karena rempah. Rempah memang mengharumkan nama Nusantara namun selain berkah, rupanya rempah menjadi bencana bagi bangsa ini. Kekuasaan lokal di Nusantara merasakan pedihnya penjajahan kolonial selama lebih dari satu abad dan itu semua bermula dari sebuah tempat bernama Banda.

Banda Neira terletak di Pulau Neira dimana merupakan kota berwujud pulau yang berfungsi sebagai pusat administratif dari sebuah kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Dahulu inilah Ibukota pertama Hindia Belanda sekaligus titik mula pengaturan perdagangan rempah dunia sehingga menghubungkan berbagai tempat dan pelabuhan di Asia dan Eropa kemudian membentuk apa yang disebut sebagai jalur rempah.

Merkantilisme di Eropa telah menggiring kebijakan ekonomi baru yang bertujuan menjaga dan mempertahankan kemakmuran negara di Eropa dengan menjaga kesatuan ekonomi dan kontrol politis. Hal itu dilakukan dengan cara memonopoli perdagangan dan mendapatkan daerah jajahan baru. Negara induk (Mother Country) akan mengontrol semua perdagangan di wilayah koloninya. Koloni dilarang berdagang dengan koloni atau kerajaan lain, berusaha menekan impor dan mendukung ekspor. Ini adalah cikal bakal kolonialisme.

Di masa keemasan Banda dahulu, para saudagar melakukan jual beli pala dan fuli yang mana merupakan komoditi paling banyak dicari di dunia dan Banda menjadi asal sumber rempah-rempah tersebut. Tatatan niaga yang mapan dan stabil selama ratusan tahun akhirnya berakhir dengan monopoli rempah-rempah oleh VOC di wilayah ini.

Pala berfungsi sebagai tanaman penghasil minyak atsiri yang digunakan dalam industri pengalengan dan kosmetik. Berbagai sumber tertulis menyatakan biji pala dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa nyeri yang disebabkan oleh kedinginan dan masuk angin, selain untuk obat pencernaan, obat muntah-muntah dan lainnya. Bahkan, Biarawan Fransiskan Roger Bacon (1220-1292) menyarankan campuran yang terdiri dari ular tedung yang digiling dan dikeringkan, cengkeh, pala dan bunga pala sebagai ramuan anti tua.

Rempah membawa berbagai perubahan besar, mulai dari perubahan tradisi kuliner, teknologi pengawetan, kosmetik, dan pengobatan. Rempah menjadi bagian penting pergaulan sehari-hari, menunjukan strata sosial, sebagai alat tukar, bahkan menjadi pampasan dan alat tukar politik dalam perjanjian antar negara. Jamuan makan yang disajikan dengan taburan lada, menunjukan status sosial orang tersebut. Semakin banyak lada yang ditaburkan, semakin kaya orang tersebut. Bahkan mereka menggunakan wadah perak untuk menyajikan lada. Pada abad 16-17 Masehi harga 1 karung lada sebanding dengan harga sewa apartemen mewah selama 2 tahun berikut biaya perawatannya di London saat itu.

Penjelajahan orang-orang Belanda mencari rempah hingga ke Banda dipengaruhi oleh buku Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien (Catatan Perjalanan ke Timor atau Hindia Portugis) karya Jan Huygen van Linschoten, seorang pelaut Belanda yang bekerja pada armada Portugis yang melakukan perdagangan di kepulauan Nusantara pada awal abad ke-16. Dalam buku itu dia menuliskan dengan baik keindahan pohon penghasil rempah-rampah dan berbagai keajaibannya.

Ketika VOC mengetahui keberadaan pusat rempah-rempah dunia maka tidak ada pilihan bagi mereka kecuali memonopolinya dengan mencengkramkan kekuasaan politik dan ekonomi di jantung rempah dunia. VOC kemudian membangun Kota Banda Neira dengan mendirikan bangunan istana bernama Istana Mini Neira. Istana tersebut kala itu berfungsi sebagai tempat tinggal Gubernur VOC. VOC lebih dahulu membagun istana ini setahun sebelum pembangunan Istana Negara di Batavia (Jakarta). Istana Mini Neira menjadi satu-satunya bangunan besar dan indah saat itu di kawasan ini. Berikutnya di sekitarnya banyak dibangun rumah besar sebagai tempat tinggal dari petinggi orang Eropa yang datang ke pulau ini. Bangunan ibarat masion tersebut memiliki arsitektur Eropa yang khas. 

Untuk bertahan dari serangan musuh, Jenderal VOC Piether Both yang saat itu ditugaskan untuk memonopoli perdagangan di Banda Neira membangun Benteng Belgica sebagai pertahanan. Tidak jauh darinyaterdapat Benteng Nassau. Berbeda dengan Benteng Belgicia, benteng ini pertama kali dibagun oleh Portugis tahun1529. Penguasaan monopoli dagang rempah-rempah oleh VOC di wilayah ini telah mengakibatkan pembantaian terhadap warga Banda kala itu.Bahkan, mereka juga membawa sebagian orang Banda Neira ke Batavia untuk dijadikan budak. 

Menyambangi Maluku akan lengkap apabila Anda menyempatkan diri menjemput keindahan Banda Neira. Selain berwisata sejarah di pulau ini Anda bisa berwisata bahari dan alam. Begitu menapakkan kaki di tanah penuh kaya sejarah ini, nuansa bangunan koloniali begitu terasa. Anda ibarat sedang memasuki mesin waktu kembali pada era kekuasaan VOC. Berkunjung ke Banda Neira tepat rasanya diibaratkan dengan pepatah “Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui”

Tidak hanya jejak sejarah Banda yang mengagumkan, perairannya menyimpan kekayaan biota laut yang memesona. Titik menyelam di perairan Banda Neira merupakan surga bagi mereka yang menggilai aktivitas menyelam. Total terdapat 22 lokasi menyelam di perairan Banda Neira,diantaranya adalah: Tanjung Barat Pulau Pisang, Selamo Village (Pulau Banda Besar), Tanjung Burang (Pulau Banda Besar), Batu Kapal, Mandarin City (Jetty Reef)  dan Pasir Putih (Lighthouse Pulau Neira). Ada banyak hal dan tempat menarik bisa Anda temui di sana. Banda Neira lekat dengan nuansa kota tua karena memang hingga pertengahan abad ke-19 wilayah ini menjadi pusat perdagangan rempah-rempah.


Kegiatan 

Setelah memilih hotel tempat menginap dan beristirahat dari pejalanan yang cukup melelahkan. Berikutnya persiapkan perlengkapan Anda dan bergegas menikmati indahnya suasana Kota Banda Neira. Berikut beberapa tempat dengan nilai sejarah yang bisa Anda sambangi.

Rumah Budaya, berlokasidi Jl. Gereja Tua, dahulu merupakan mansion milik pejabat Belanda. Kini rumah ini berubah fungsi menjadi museum yang menyimpan beberapa peninggalan sejarah, seperti:meriam, mata uang kuno, peta kuno, helm kuno, lukisan yang bercerita mengenai peperangan pada masa lalu,dan juga terdapat diorama sejarah Banda. 

Istana Mini Neira, dahulunyamerupakan tempat tinggal Gubernur Jenderal Belanda, salah satunyapernah ditinggali Jan Pieterszoon Coen. Ukuran istana ini tidak telalu besar namun untuk ukuran istana bagunan ini termasuk kecil. Di depan istana terdapat meriam sisa perang dari masa lalu. Anda bisa berajalan-jalan menelusuri halaman istana yang luas. 

Benteng Nassau dan Benteng Belgica, kedua benteng ini dibagun oleh dua bangsa yang berbeda yaitu Portugis dan Belanda. Letak keduanya berdekatan. Kedua benteng tersebut hingga tahun 1860 merupakan markas pertahanan militer Belanda. Kondisi keduanya terlihat sangat memprihatinkan karena mulai runtuh namun pemerintah setempat melakukan perbaikan. Selain menikmati peniggalan sejarah ini, Anda bisa menikmati pemandangan di sekitar benteng-benteng termasuk menyaksikan Gunung Api yang berdiri gagah. 

Tempat lain yang layak dikunjungi di daratan Banda Neira antara lain: Rumah Hatta, Rumah Kapten Cole, Gereja Protestan Belanda dan Gereja Elim Tabernakel.

Kegiatan yang tentunya tidak mungkin untuk dilewatkan adalah menyelam dan snorkeling menikmati indahnya terumbu karang dengan berbagai bentuk. Terdapat sekira 350 jenis biota laut termasuk ikan, kerang purba, rumput laut, Moluska, Gurita, Udang, Kepiting, penyu,dan terumbu karang. 

Berikut beberapa lokasi menyelam yang bisa Anda kunjungi, yaitu: Tanjung Barat Pulau Pisang,Selamo Village (Pulau Banda Besar), Tanjung Burang (Pulau Banda Besar), Batu Kapal Mandarin City (Jetty Reef), Pasir Putih (Lighthouse Pulau Neira),  Light House Reef (Pulau Kraka), Lava Flow I (Old Lava), Lava Flow II, Tanjung Batu Udang (Pulau Ai Selatan)ragonet, Tanjung Batu Payong (Pulau Ai Barat Laut), Tanjung Nailaka (Run Island), Tanjung Lokon (Pulau Run), Tanjung Noret (Pulau Run), Pulau Run Depan Kampung, Tanjung Selatan (Pulau Suanggi), Tanjung Utara (Pulau Suanggi), Takat Hatta (Submerged Reef), Tanjung Buton (Tanjung Selatan Pulau Hatta),Tanjung Salamasa (Pulau Hatta Barat), Tanjung Kanari (Pulau Hatta Utara) dan Tanjung Pulau Pisang. 

Jika Anda masih memiliki sisa waktu, kenapa tidak berkunjung ke Pulau Gunung Api. Di pulau iniada gunung api vulkanis setinggi 666 meteryangterakhir meletus tahun 1988. Gunung tersebut dapat didaki dan untuk mencapai puncaknyadibutuhkan waktu sekira1,5 jam. 

Akomodasi

Berikut beberapa hotel dan penginapan yang bisa menjadi referensi bagi Anda ketika berkunjung ke Banda Neira. 

The Maulana Hotel: Jl. Maulana, Banda Neira; Telp: (0910) 21022

Mutiara Guest House: Telp: +62 813 30343377.

Vita Guest House: Jl. Pasar, Banda Neira; Telp: +62 819 45090110.

Delfika: Jl. Gereja Tua, Banda Neira; Telp: (0910) 21027

Pondok Wisata Matahari: Jl. Pasar, Banda Neira; Telp: (0910) 21050

Pondok Wisata Flamboyan: Jl. Syahrir; Telp: (0910) 21233

Podok Wisata Florida: Jl. Hatta, Banda Neira; Telp: (0910) 21086

Rosmina: Jl. Kujali, Banda Neira; Telp: (0910) 21145


Berkeliling 

Berkeliling di Banda Neiradapat dilakukan dengan berjalan kaki, mengendarai ojek atau becak. Desa wisata terjauh berjarak sekira 45menit dengan berjalan kaki.Kota Banda Neira  sendiri terbilang sepi dan mulai ramai ketika kapal Pelni berlabuh. Mendadak pedagang akan memadati pasar menyambut penumpang yang turun ke darat untuk membeli makanan dan oleh-oleh khas Banda.

Apabila Anda ingin berkeliling Kepulauan Banda maka sewalah perahu kayu dan lakukan tawar menawar sewajarnya. Terdapat sepuluh pulau yang bisa Anda jelajahi dengan jarak antarpulau sekira 1 jam. Beberapa pulau yang dapat disambangi adalah: Pulau Lontor, Pulau Gunung Api, Pulau Neira, Pulau Ay, Pulau Rhun, Pulau Hatta, Pulau Syahrir, Pulau Manukang, Pulau Kurukan, Pulau Nailaka dan Pulau Kapal. 


Kuliner

Ikanbakar disajikan di penginapan dan rumah makan. Andamungkinperlu memesanikansatu hari sebelumnya karena di sini restoran tidak menyimpan ikan di lemari pendingin namun langsung di beli di pasar ikan. 

Ikan Kuah Pala Banda yang bercitarasa gurih pedas dan asam patut dicicipi. Sensani rasanya yang unik pasti akan membuat Anda ketagihan. Biasanya ikankuah pala disajikan dengan urap daun pepaya dan ikan kakap merah bakar. Sambal bekasang juga tidak boleh Anda lewatkan ketika berwisata kuliner di Banda Neira. 

Makanan dan minuman yang sangat direkomendasikan untuk dicoba apabila sedang wisata di Banda adalah ikan kuah asam pala dan jus buah pala. Banda memang terkenal sebagai sentra produksi pala sehingga masyarakat setempat terbiasa membuat masakan dengan memasukkan pala sebagai bahannya. Ikan kuah asam pala banyak dipuji sebagai makanan yang sangat nikmat karena rasa kuah yang asam bercampur dengan pedasnya pala benar-benar sesuai untuk pendamping makan ikan. BuahPaladi pulau ini juga dimakan sebagai camilanmaniskeringdan dapat dibeli di sepanjang jalan utama diBanda Neira. 


Berbelanja 

Ketika kapal PELNI tiba di Pebuhan Nairamaka bersiaplah karena lokasi sekitar pelabuhan tiba-tiba berubah menjadi lautan pedangan makanan dan minuman. Berbaurlah dalam riuh ramai yang menarik ini. Anda bisa membeli sovenir khas Banda Neira di Jalan Pelabuhan. Jalan ini merupakan pusat penjualan souvenir di Banda Neira.


Transportasi 

Untuk menuju Banda Neira maka arahkan penerbangan ke Bandara Pattimura di Ambon. Berikutnya dilanjutkan terbang ke Banda Neira. Penerbangan beroperasi seminggu sekali atau setiap dua minggu. Alternatif ideal adalah Anda dapat menyeberangi Laut kapal PELNI dua kali seminggu dengan kapal KM Ciremai dari Ambon ke Banda Neira. Kapal ferry berlayar dari Pelabuhan Tulehu di Pulau Ambon ke Pelabuhan Banda Neira sebanyak 2 kali seminggu pada Sabtu dan Selasa. Sedangkan kapal yang berlayar pada rute sebaliknya adalah pada Minggu dan Rabu. Kapal berangkat pukul 09.30 dan tiba pukul 16.00 setelah menempuh kurang lebih 6 jam perjalanan. Pastikan Anda dua kali memeriksa jadwal untuk perubahan yang tak terduga.

ApabilaAnda menggunakan perjalanan laut dari Surabaya akan memakan waktu 6 hari untuk sampai di Banda menggunakan kapal PELNI. Kapal cepat penumpang Express Bahari ada 2x dalam seminggu. Tulehu – Banda Rabu dan Minggu, Banda – Tulehu Selasa dan Sabtu. Info kapal cepat: 081343292900.

Waktu terbaik berkunjung ke Banda Neira terutama bagi Anda yang ingin menyelam adalah April-November. Untuk daerah sebelah Barat dan Utara Banda Besar, sekitar Gunung Api, dan daerah Neira Anda perlu berhati-hati karena saat itu angin Tenggara bertiup.