Ada cerita di balik kepulan asap dari gunung tertinggi di Nusa Tenggara Timur itu sebagai tanda pesakitan seorang pria. Ebulobo diyakini sebagai jelmaan seorang pemuda yang diserang oleh kekasihnya sendiri, Inerie. Bagaimana tidak, cintanya tidak berbalas padahal mas kawin (belis) sudah diberikan untuk Inerie namun wanita itu lebih memilih pria lain, yaitu Jaramasih. Ebulobo menyerang balik Inerie namun hanya mengenai sanggul wanita tersebut. Sanggul Inerie yang rusak dikaitkan dengan muasal bentuk puncak gunung yang tidak presisi. Inerie sendiri dalam bahasa ngada meliputi dua kata, ine berarti ibu dan ri’ bermakna agung.
Kini Inerie abadi sebagai legenda di Bajawa, ia berdiri kokoh di selatan Ebulobo, menjadi gunung tertinggi di Nusa Tenggara Timur dengan keindahan yang begitu sempurna. Di sisi selatan puncak Gunung Inerie terdapat sebuah batu besar yang diyakini sebagai penjelmaan dari sosok Jaramasi beserta kuda tunggangannya. Bagi warga sekitar, Jaramasi adalah seorang satria penjaga Gunung Inerie. Kata jara berarti kuda dan masi adalah nama orang sehingga bermakna kuda milik Masi.
Gunung Inerie masih aktif, kerap didaki wisatawan lokal maupun mancanegara. Butuh waktu 4-6 jam untuk tiba di puncak dengan medan lereng curam dan sesekali melewati jurang di kedua sisi jalan. Hadiah yang didapat di puncak Inerie adalah pengalaman yang tidak pernah tergantikan. Puncak di ketinggian 2.245 m dpl ini menawarkan sejuta keindahan mulai dari laut selatan, seluruh Kota Bajawa, Gunung Ebulobo, Riung, bahkan Pulau Sumba. Karena medan tergolong cukup sulit maka pendaki diwajibkan menyewa pemandu lokal untuk sampai ke puncak Inerie.
Pendakian dimulai pukul 04.00 dari titik Desa Watumeze, sekira 15-20 menit dari pusat Kota Bajawa. Petualangan sepagi itu dimaksudkan untuk menyaksikan Matahari terbit yang spektakuler, juga untuk menghindari cuaca panas karena pepohonan tidak berkerumun di sini.
Di awal perjalanan, Anda akan melewati rumah-rumah tradisional yang terbuat dari bambu. Medan menantang dimulai pada titik 1810 m dpl dimana terdapat jurang dan pasir berkerikil. Pada ketinggian 2.115 m dpl, Anda akan menemukan kawah dan yang lahan cukup luas untuk mendirikan tenda. Butuh usaha lebih keras lagi untuk menaklukan medan curam menuju puncak.
Anda sebaiknya mengenakan sarung tangan untuk memudahkan diri berpegang pada semak-semak dan bebatuan. Tentu saja persiapkan perlengkapan mendaki yang mumpuni, janganlah lupa membawa persediaan air sendiri karena tidak terdapat mata air di sini. Selain itu, pemandu lokal juga akan memberitahu bahwa Anda wajib membawa rokok sebagai seserahan untuk Jaramasih yang diwujudkan melalui batu megalitik di puncak Inerie.
Apabila stamina Anda masih cukup, perjalanan ke desa-desa tradisional di Ngada adalah pilihan yang menarik. Anda bisa melanjutkan trekking ke Kampung Bena, Gurusina ataupun Desa Tololela. Rumah-rumah di sini dibangun dari bambu dan atap rumbia, serta memiliki batu-batu megalitik besar di halaman.