Acara yang dikemas dengan tema “Challenge the Waves and Enjoy Culture” ini tidak saja menghadirkan kompetisi surfing tetapi juga beberapa agenda menarik seperti gathering lintas komunitas, flashmob, windsurfing, rapai, hiburan dan yang tidak ketinggalan sajian kuliner khas Aceh yaitu kuah beulangong.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Reza Fahlevi, tahun ini agenda surfing memang sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Selain menghadirkan ajang kompetisi, pihaknya juga igin mengenalkan potensi obyek wisata Pantai Kuala Cut Lampuuk khususnya, dan Aceh Besar pada umumnya.
Olahraga air seperti surfing, sebut Reza, juga tidak hanya akan diikuti oleh orang dewasa, anak-anak mudapun dilibatkan.
“Dari informasi panitia untuk kompetisi surfing sendiri, selain dibuka kelas orang dewasa, akan dibuka juga kelas khusus yang disebut grommet untuk anak-anak di bawah 16 tahun. Tentu ini menarik untuk disaksikan,” lanjut Reza.
Sementara itu, sekretaris pelaksana Aceh Surfing Festival 2016, Nasrul menyebutkan target peserta kompetisi surfing kali ini 50 orang termasuk untuk kelas open dan grommet.
“Untuk peserta kompetisi surfing kita buka umum, baik itu bagi surfer lokal di Aceh atau luar Aceh yang totalnya 50 orang, dimana nanti mereka akan melakukan penyisihan mulai tanggal 10 Desember dan masuk final di 11 Desember sekaligus dari puncak acara yang memperebutkan hadiah belasan juta,” jelasnya.
Tidal hanya itu, bagi peserta surfer yang lolos ke babak final, kata Nasrul, panitia juga telah menyediakan sejumlah hadiah hiburan doorprize.
“Kita mau acara surfing yang dikemas lewat festival ini bisa membangkitkan semangat surfer untuk terus berkompetisi dan juga menjadi ajang silaturrahmi. Jadi, semua bisa merasakan suasana fun bagi peserta serta bagi penonton dengan sejumlah agenda yang telah dipersiapkan panitia,” harapnya.
Pantai Lampuuk merupakan salah satu destinasi primadona di Aceh yang pernah porak-poranda pada saat tsunami 2004 terjadi. Kini pengelolaan pantai ini diintegrasikan dengan beberapa obyek wisata lain di Aceh, seperti Pulau Weh, Danau Laut Tawar dan Takengon dalam rangka rehabilitasi agar wisatawan semakin mengagumi pesonanya.