Rakornas ke-IV yang mengangkat tema “Indonesia Incorporated, Meraih Target 15 Juta Kunjungan Wisatawan Mancanegara dan 265 Juta Perjalanan Wisatawan Nusantara Tahun 2017” kali ini mengagendakan sejumlah pembahasan implementasi program prioritas Kemenpar, antara lain: digital tourism, homestay, dan konektivitas udara.
Menpar Arief Yahya menegaskan, kunci keberhasilan pembangunan kepariwisataan nasional tidak lepas dari peran serta semua pemangku kepentingan (stakeholder); kalangan akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah dan media sebagai kekuatan pentahelix.
“Kerjasama semua unsur pariwisata sebagai Indonesia Incorporated ini menjadi kekuatan kita untuk mewujudkan target 2017 hingga 2019 mendatang,” kata Arief Yahya.
Arief Yahya menegaskan kembali amanat Presiden Joko Widodo agar pertumbuhan sektor pariwisata dipercepat dan diakselerasikan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Pemerintah dalam program pembangunan lima tahun ke depan fokus pada sektor; infrastruktur, maritim, energi, pangan, dan pariwisata. Penetapan kelima sektor ini dengan pertimbangan signifikansi perannya dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang terhadap pembangunan nasional. Dari lima sektor tersebut, pariwisata ditetapkan sebagai leading sector karena dalam jangka pendek, menengah, dan panjang pertumbuhannya positif,” katanya.
Menurut data Badan Pariwisata Dunia (UNWTO) dan WTTC 2015, sektor pariwisata memberikan kontribusi sebesar 9,8% Produk Domestik Bruto (PDB) global, kontribusi terhadap total ekspor dunia sebesar US$ 7,58 triliun dan foreign exchange earning sektor pariwisata tumbuh 25,1%, dan pariwisata membuka lapangan kerja yang luas; 1 dari 11 lapangan kerja ada di sektor pariwisata. Dibandingkan dengan sektor lain, pembangunan pariwisata merupakan yang paling mudah menciptakan lapangan kerja (pro-job), pengentasan kemiskinan (pro-poor), mendorong pertumbuhan ekonomi (pro-growth), dan melestarikan lingkungan hidup (pro-environment). Dalam konteks ini, pariwisata memiliki prinsip “Semakin dilestarikan, Semakin Menyejahterakan”.
Prospek cerah pariwisata dunia tersebut menjadi acuan dalam menetapkan target pariwisata nasional ke depan. Presiden telah menetapkan target pariwisata dalam lima tahun ke depan atau 2019 harus naik dua kali lipat, yakni; memberikan kontribusi pada PDB nasional sebesar 8%, devisa yang dihasilkan Rp 240 triliun, menciptakan lapangan kerja di bidang pariwisata sebanyak 13 juta orang, jumlah kunjungan wisman 20 juta dan pergerakan wisnus 275 juta, serta indeks daya saing pariwisata Indonesia berada di peringkat 30 dunia.
Arief Yahya pada kesempatan itu memaparkan program prioritas Kemenpar yang akan dikembangkan dan diimplementasikan tahun 2017, antara lain; digital tourism, homestay, dan konektivitas udara. Go digital menjadi strategi yang harus dilakukan khususnya untuk merebut pasar global sebagai pasar utama.
“Kondisi pasar sudah berubah. Wisatawan melakukan perjalanan (traveling) mulai dari mencari dan melihat-lihat informasi (look), kemudian memesan paket wisata yang diminati (book) hingga membayar secara online (pay). Gaya hidup wisatawan dalam mencari informasi destinasi, memperbandingkan antar produk, memesan paket wisata, dan berbagi informasi kini telah mereka lakukan secara digital. Dengan kata lain kini wisman melakukan search and share menggunakan media digital,” lanjutnya.
Sementara itu, implementasi program pembangunan 100.000 homestay di 10 destinnasi wisata prioritas akan dimulai pada 2017. Baru-baru ini Kemenpar telah menyayembarakan desain homestay tersebut, dan hasil karya para pemenang akan dijadika model dalam mengembangka aristektur tradsional yang khas pada 10 destinasi prioritas tersebut.
Untuk implementasi program pembangunan konektivitas udara, Menpar Arief Yahya mengatakan ketersediaan kapasitas seat sebanyak 19,5 juta oleh berbagai perusahaan maskapai penerbangan (airlines) Indonesia dan asing saat ini, hanya cukup untuk memenuhi target kunjungan 12 juta wisman pada 2016. Target 15 juta wisman tahun 2017 membutuhkan tambahan 4 juta seat.
Sedangkan untuk target 20 juta wisman pada 2019 memerlukan total tambahan 10,5 juta seat pesawat. Tambahan 4 juta seat untuk mendukung pencapaian target 15 juta wisman perlu dilakukan dengan berbagai upaya, antara lain; memastikan kecukupan slot bandara tertentu, memastikan kecukupan air service agreement (ketersediaan air traffic right) serta menambah direct flight regular berjadwal maupun charter dari pasar potensial.
Rakornas Kepariwisataan ke-IV ini diikuti sekitar 700 peserta antara lain; anggota Komisi X DPR, instansi Kementerian/Lembaga terkait, kalangan akademisi, industri, asosiasi pariwisata, dan media massa. Pada kesempatan tersebut dilakukan pula penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kemenpar dengan Kementerian/Lembaga lain serta penyerahan anugerah indeks pariwisata kepada Kabupaten/Kota yang memiliki peringkat Top 10.