Berdasarkan penemuan terbaru dari Indeks Destinasi Asia Pasifik Mastercard 2017 (Mastercard Asia Pacific Destinations Index 2017) yang belum lama ini diluncurkan bertepatan dengan World Travel & Tourism Council (WTTC) Global Summit di Bangkok, Bangkok tetap menjadi destinasi Asia Pasifik yang paling banyak dikunjungi, sementara Singapura tetap melampaui ibukota Thailand tersebut dalam hal total pengeluaran wisatawan.
Selama dua tahun terakhir (2015-2016), Singapura telah mengalami pertumbuhan yang pesat yaitu sebesar 18 persen pada kategori pengeluaran wisatawan. Menjadi salah satu dari lima destinasi yang menempati posisi 20 besar berdasarkan kategori total pengeluaran yang mencapai minimal US$200 pengeluaran per hari, Singapura berhasil menarik wisatawan dengan pengeluaran tertinggi yaitu sebesar US$254 per harinya, diikuti dengan Beijing (US$242), Shanghai (US$234), Hong Kong (US$211) dan Taipei (US$208).
Berdasarkan penemuan Indeks terbaru tersebut, tahun 2016 merupakan tahun yang menarik untuk sektor pariwisata di kawasan Asia Pasifik. Didorong oleh peningkatan tingkat kekayaan konsumen di negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik, perkembangan industri pariwisata di kawasan ini terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Asia Pasifik menjadi kawasan dengan pertumbuhan tercepat pada sektor pariwisata internasional, bila dilihat dari sisi kontribusi terhadap PDB, dengan kontribusi sebesar 8,5 persen terhadap total PDB di kawasan Asia Pasifik dan 8,7 persen dari total lapangan kerja tahun lalu[1].
Jumlah Overnight arrivals melonjak lebih tinggi dari sebelumnya
Setengah dari 20 besar destinasi Asia Pasifik yang paling banyak dikunjungi mengalami pertumbuhan lebih dari 10 persen dalam kategori overnight arrivals di tahun 2015 hingga 2016. Destinasi yang paling diuntungkan dari pertumbuhan ini adalah Asia Timur Laut dan Asia Tenggara, yang meliputi Seoul (32,7 persen), Osaka (23,8 persen), Bali (22,5 persen), Tokyo (22,2 persen), Hokkaido (21,9 persen), Chiba (21,5 persen) dan Pattaya (20,6 persen).
Pertumbuhan ini memberikan peluang yang signifikan di mana pemerintah, institusi pariwisata, serta para merchant dapat turut merasakan berbagai manfaatnya, seperti perekonomian yang lebih baik, maupun perkembangan budaya dan infrastruktur. Untuk menjamin pertumbuhan yang stabil, sektor pemerintah dan swasta perlu bekerja sama untuk menciptakan lebih banyak ruang yang lebih ramah bagi wisatawan dan penduduk – serta akses yang lebih mudah untuk mencapai destinasi-destinasi wisata.
Secara keseluruhan, overnight arrivals ke 171 destinasi Asia Pasifik di tahun 2016 berjumlah 339,2 juta (9,8 persen dari CAGR2 di tahun 2009 – 2016), dipimpin oleh Bangkok yang berhasil menggaet 19,3 juta wisatawan. Singapura (13,1 juta) menyusul di posisi kedua, diikuti dengan Tokyo (12,6 juta), Seoul (12,4 juta) dan Kuala Lumpur (11,3 juta). China berdiri sebagai pasar wisata outbond terbesar di Asia Pasifik, yang telah berkontribusi sebesar 55 juta terhadap total wisatawan overnight internasional ke wilayah tersebut tahun lalu atau 16,2 persen dari total wisatawan.
10 besar destinasi Asia Pasifik diurutkan berdasarkan overnight arrivals internasional:
1. Bangkok – 19,3 juta
2. Singapura – 13,1 juta
3. Tokyo – 12,6 juta
4. Seoul – 12,4 juta
5. Kuala Lumpur – 11,3 juta
6. Phuket – 9,1 juta
7. Hong Kong – 8,9 juta
8. Pattaya – 8,1 juta
9. Osaka – 7,4 juta
10. Taipei – 7,4 juta
Jumlah wisatawan yang bermalam meraih pencapaian baru
Wisatawan yang berkunjung ke destinasi-destinasi Asia Pasifik kini semakin sering bepergian ke wilayah ini, dan mereka tinggal untuk periode yang lebih lama. Di tahun 2016, wisatawan yang datang berjumlah 1.768,7 juta malam, meningkat 8,1 persen CAGR dari 1.023,1 juta malam di tahun 2009. Bangkok memimpin dengan jumlah 87,6 juta malam, sementara Sydney berada di posisi kedua dengan 87,5 juta, diikuti dengan Kuala Lumpur 76,7 juta.
Secara khusus, Sydney yang berada di posisi kedua merupakan sebuah prestasi yang luar biasa jika dibandingkan dengan jumlah overnight arrivals-nya. Menempati posisi ke 20 di kategori overnight arrivals, menurut Indeks, perbandingan jumlah rata-rata wisatawan yang bermalam di Sydney dengan jumlah overnight arrivals-nya juga turut dialami oleh destinasi Australia lainnya, Melbourne dan Brisbane. Karena jauhnya jarak yang harus ditempuh beberapa wisatawan untuk menjangkau Australia, mereka cenderung bermalam lebih lama untuk menikmati perjalanannya.
10 besar destinasi Asia Pasifik diurutkan berdasarkan jumlah lama bermalam:
1. Bangkok – 87,6 juta
2. Sydney – 87,5 juta
3. Kuala Lumpur – 76,7 juta
4. Tokyo – 74,3 juta
5. Melbourne – 62,9 juta
6. Bali – 62,4 juta
7. Singapura – 60,7 juta
8. Seoul – 56,0 juta
9. Brisbane – 51,8 juta
10. Taipei – 47,8 juta
Total pengeluaran wisatawan meningkat hampir dua kali lipat
Didorong oleh peningkatan jumlah kelas menengah di kawasan Asia Pasifik, secara keseluruhan total pengeluaran wisatawan di wilayah ini meningkat dari US$141,5 miliar di tahun 2009 menjadi US$244,9 miliar di tahun 2016, meningkat sebesar 8,2 persen CAGR. Lebih dari itu, 20 besar sumber pasar utama Asia Pasifik telah berkontribusi sebesar US$201,5 miliar terhadap pendapatan sektor pariwisata kawasan Asia Pasifik tahun 2016.
Jumlah wisatawan dari kawasan Asia Timur Laut telah membantu meningkatkan pendapatan di kawasan Asia Pasifik. Temuan utama dari Indeks menunjukkan bahwa China (17,7 persen) dan Korea Selatan (8,8 persen) merupakan kontributor terbesar terhadap total biaya pengeluaran sektor pariwisata di kawasan Asia Pasifik. Bahkan, kedua negara ini juga merupakan pasar utama untuk Singapura (China #1), Bangkok (China #1), dan Tokyo (Korea #1, China #2), destinasi utama di wilayah ini dari segi pengeluaran wisatawan. Sebagai negara yang terkenal sebagai tempat belanja dan makan global, negara-negara ini merupakan negara paling populer di kalangan wisatawan China dan Korea Selatan kelas atas yang mencari pengalaman berbelanja dan kuliner baru.
10 besar destinasi Asia Pasifik diurutkan berdasarkan jumlah pengeluaran:
1. Singapura – US$15,4 miliar
2. Bangkok – US$12,7 miliar
3. Tokyo – US$11,1 miliar
4. Taipei – US$9,9 miliar
5. Seoul – US$9,4 miliar
6. Bali – US$8,7 miliar
7. Phuket – US$8,3 miliar
8. Kuala Lumpur – US$7,3 miliar
9. Sydney – US$6,8 miliar
10. Hong Kong– US$6,6 miliar
Sebagai bagian dari komitmen Mastercard untuk mendukung sektor industri pariwisata Asia Pasifik, Indeks Destinasi Asia Pasifik (Asia Pasifik Destinations Index) menganalisa perjalanan wisata di 171 destinasi Asia Pasifik untuk membantu sektor industri pariwisata, pemerintah, dan para pemangku kepentingan untuk semakin memahami dan memenuhi permintaan di sektor pariwisata.