Kemilau Indonesia Photo Contest (KICP) 2017

Ketua Penyelenggara KICP 2017, Fatkhurrohim, mengatakan bahwa 10 destinasi Bali Baru penting untuk diangkat sebagai daya tarik baru untuk mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman).

“Kita juga harapkan ada spot-spot bagus yang datangnya langsung dari daerah,” katanya.

Selain itu, Ia juga berpendapat bahwa foto mampu mengisahkan berbagai hal secara mendalam sebagai bentuk visual yang sekaligus diharapkan menarik keinginan orang untuk mengunjungi tempat yang menjadi obyek dalam foto.

IMG-20170331-WA0000

KICP 2017 merupakan rangkaian acara yang terdiri dari lomba foto destinasi dan pameran hasil lomba fotografi yang mengangkat tema 10 destinasi Bali Baru yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Sepuluh Bali Baru tersebut meliputi Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (Jakarta), Borobudur (Jawa Tengah), Kawasan Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Mandalika (Lombok), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).

Untuk lomba sendiri dibuka untuk umum dan profesional/pewarta foto mulai 30 Maret 2017. Naskah/file foto untuk lomba dapat dikirimkan melalui alamat email kemilauindonesiaphotocontest@gmail.com. Batas akhir penerimaan file foto untuk lomba pada Senin, 1 Mei 2017, pukul 23.00 WIB dan penjurian dilaksanakan pada 6 Mei 2017.

Sementara itu, pameran foto digelar pada 11-14 April 2017 sekaligus pengumuman pemenang bersamaan dengan acara Gebyar Wisata dan Budaya Nusantara di Jakarta Convention Center (JCC).

“Ajang ini akan melibatkan para insan dan juri profesional, pengalaman di bidangnya seperti pengajar fotografi, photo traveler, dan pewarta foto nasional,” lanjutnya.

KIPC 2017 didukung oleh berbagai pihak di antaranya Mercure Sabang Jakarta, Jasa Angkasa Semesta, Intiwhiz Hospitality Management, Harris FX Senayan, Consina Outdoor Equipment, dan lain-lain.

Pada kesempatan yang sama Ketua Dewan Juri Gatot Subroto mengatakan ada banyak hal termasuk keunikan dan keindahan alam budaya yang belum cukup terwartakan dan belum dikenal khususnya di 10 Bali baru di Indonesia.

“Ternyata fotografi dalam sejarahnya telah menyumbang pengenalan pariwisata. Dulu ada pantai tersembunyi di Jatim, pantai tersembunyi di Lampung yang pada akhirnya terkenal berkat foto. Di berbagai tempat masyarakat makin sadar untuk menjual melalui fotografi dan menggemakan wisata melalui foto,” katanya.

Oleh karena itu, melalui lomba tersebut pihaknya mengharapkan masyarakat dan fotografer mengirimkan karyanya dari seluruh Indonesia. “Dari sisi tantangan adalah mengeluarkan sesuatu yang unik dari 10 Bali baru. Kebanyakan fotografer terjebak pada menyampaikan bentangan alam atau lanskap, menurut saya sebenarnya lebih dari itu. Itu hanya sebagian kekayaan wisata Indonesia,” katanya.

Selain lanskap, budaya juga bisa dieksplor termasuk kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat di sebuah destinasi wisata.

Sekretaris Menteri Pariwisata Ukus Kuswara menyambut baik digelarnya KIPC 2017. “Kami melihatnya ini sangat bagus karena foto adalah bahasa visual terhadap pariwisata dalam kaitannya dengan pengembangan 10 Bali baru,” katanya.

Ia berharap KIPC 2017 mampu memberikan cara pandang baru bagi orang untuk kemudian bisa tertarik mendatangi destinasi yang ditampilkan dalam foto. “Percuma kita menampilkan foto tapi tidak menjadikan orang untuk berkunjung,” katanya.

Ukus sekaligus menyarankan perlunya dilakukan workshop terkait fotografi sehingga semakin banyak orang paham terkait kualitas pembuatan foto yang menarik.

“Kami mendukung dan kami harapkan dengan adanya KIPC bisa memberikan masukan dan inspirasi baru terhadap upaya pengembangan pariwisata,” katanya.