Festival seru yang digelar rutin setiap tahun kembali hadir di Pulau Sumba, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Atraksi pasola yang mendebarkan merupakan rangkaian adat penganut agama asli Sumba, yaitu Marapu dan diselenggarakan bersamaan dengan upacara nyale pada Februari dan Maret atau menyesuaikan tanggalan adat dari para rato (pemuka adat Marapu).
Pasola telah menjadi atraksi wisata sekaligus ikon budaya Pulau Sumba. Perang tradisional saling melempar lembing dari atas kuda itu biasanya diawali nyale, yaitu ritual mencari cacing laut sebagai pembuka berkah musim panen.
Adat ini biasanya dilakukan pada saat bulan purnama. Para rato biasanya memprediksi bahwa nyale akan keluar pada pagi hari setelah hari mulai terang. Usai nyale diambil maka hewan tersebut terlebih dahulu dibuktikan kebenarannya melalui bentuk serta warna. Bila nyale gemuk dan sehat maka disinyalir panen akan berhasil, sebaliknya, apabila nyale kurus dan rapuh, masyarakat setempat percaya bahwa ini adalah tanda malapetaka.
Hampir seluruh wilayah di Pulau Sumba menggelar pasola sesuai tanggalan adat masing-masing. Berikut ini jadwal Pasola di Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Februari 2017
- 18 Februari 2017: Pasola Homba Kalayo, Kecamatan Kodi Bangedo
- 20 Februari 2017: Pasola Bando Kawango, Kecamatan Kodi
- 21 Februari 2017: Pasola Rara Winyo, Kecamatan Kodi
Maret 2017
- 17 Maret 2017: Pasola Maliti Bondo Ate (Ratennggaro), Kodi Bangedo
- 18 Maret 2017: Pasoa Waiha, Kecamatan Kodi Blaghar
- 20 Maret 2017: Pasola Waingapu, Kecamatan Kodi Blaghar
Esthy Reko Astuty, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, mengutarakan bahwa tradisi pasola merupakan budaya Sumba (baca: bukan Sumbawa) yang dapat menjadi atraksi dan daya tarik pariwisata yang sangat memikat wisatawan sehingga perlu dilestarikan dan dikemas menarik.
Pulau Sumba berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur dimana dahulu lebih dikenal sebagai Pulau Cendana dan merupakan daerah yang dikenal penghasil kuda terbaik di Nusantara. Kuda sumba sendiri adalah hasil perkawinan silang antara kuda arab dan kuda lokal sehingga ukuran tubuhnya lebih besar dari kuda lokal umumnya.
Untuk menuju Sumba, terdapat penerbangan setiap hari dari Bali ke Waingapu di Sumba Timur dan Tambolaka di Sumba Barat. Pulau Sumba juga dapat dicapai dari Maumere di Flores. Ada penerbangan setiap hari dari Bali ke Waingapu di Sumba Timur dan Tambolaka di Sumba Barat pada hari tertentu. Garuda menyediakan penerbangan reguler dari Bali ke dua kota tersebut.