Jepa dan Bau Tuing-Tuing: Cita Rasa Kuliner Khas Mandar

Berpetualang di sepanjang pantai Sulawesi Barat, Anda akan disuguhi panorama laut nan memesona bersama hilir mudik perahu sandeq milik suku Mandar yang berlabuh di tepi pantainya. Menikmati suasana ini dapat Anda sempurnakan dengan merasakan lezatnya kuliner khas Mandar seperti jepa dan bau tuing-tuing. Kedua kuliner khas Mandar ini sudah menjadi kegemaran masyarakatnya bahkan menjadi maskot kuliner Sulawesi Barat. 

Jepa berbahan dasar singkong dan ubi. Cara membuatnya terbilang mudah, pertama, singkong dan ubi dihaluskan dengan cara diparut kemudian hasil parutan diperas untuk menghilangkan kadar air di dalamnya. Setelah itu, adonan diayak dan dicampurkan dengan adonan parutan kelapa untuk memberikan rasa gurih. Berikutnya adonan kemudian dituangkan ke dalam piring bulat yang terbuat dari tanah liat, masyarakat Mandar menyebutnya“Panjepangang”. Setelah itu, piring diletakkan di atas tungku tanah liat untuk proses pemanggangan. Proses pemanggangan ini sama seperti memanggang surabi di Jawa Barat. 

Singkong dan ubi merupakan sumber karbohidrat tinggi karenanya jepa oleh masyarakat Mandar dijadikan sebagai bahan makanan pokok. Ketika suku Mandar melakukan pelayaran di laut lepas, mereka lebih memilih membawa jepa sebagai pengganti nasi karena lebih mudah disajikan dan dibawa. Tidak hanya itu, karena tidak memiliki kadar air (kering) maka tidak mudah basi. 

Berdasarkan bahannya, Jepa terdiri dari beberapa jenis, yaitu: jepa katong yang terbuat dari katong atau sagu, jepa golla mamea yang dicampur dengan gula merah atau gula aren, serta jepa-jepa yang memiliki ukuran lebih kecil.

Untuk penyajiannya, jepa sangat cocok disajikan dengan bau tuing tuing, yaitu nama lokal untuk ikan terbang (Cypselurus spp)yang diasapi. Ikan jenis ini sangat mudah ditemukan di perairan Pelabuhan Majene. Selain disajikan dengan bau tuing-tuing, jepa juga bisa disajikan dengan cumi cincang yang dimasak dengan saus. 

Bau tuing tuing sangat mudah disajikan. Pertama-tama bersihkan ikan sisik dan bagian dalam ikan terbang lalu bungkus dengan daun kelapa. Berikutnya, panggang di atas tungku api yang terbuat dari tanah liat. Proses pengasapan tidak memakan waktu lama. Setelah ikan berwarna kekuningan, menandakan bahwa ikan sudah matang dan siap disajikan dengan tambahan sambal berkuah. Bau tuing tuing memiliki cita rasa pedas dan gurih. Pastikan Anda mencicipi kuliner nikmat ini saat menyambangi Sulawesi Barat.