Everybody for Togean (Everto): Kesadaran Menjaga Kelestarian Alam di Desa Katupat, Pulau Pangempa

Kesadaran adalah hal pertama yang menggerakkan seseorang atau sekelompok orang untuk berbuat sesuatu demi perubahan. Karena kesadaran pula-lah yang menggerakkan sebuah kelompok masyarakat demi kelestarian dan keberlangsungan alam yang kini menjadi modal penting pariwisata di Taman Nasional Kepulauan Togean.

Kesadaran untuk menjaga keindahan dan kebersihan alam serta keinginan untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik bagi penduduk lokal adalah kesadaran yang mendorong Saiful M. Amin untuk menginisiasi sebuah lembaga nirlaba bernama EVERTO (Everybody for Togean). Berbasis di Desa Katupat yang terletak di Pulau Pangempa—salah satu pulau terbesar di kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah—organisasi ini baru mulai dirintis sejak awal tahun 2012.

Tidak dapat dipungkiri, ketenaran akan kecantikan Kepulauan Togean memang kian meningkat, terlebih lagi di telinga wisatawan mancanegara. Tentu hal ini menjadi peluang untuk meningkatkan sektor industri yang diharapkan dapat beimbas positif bagi perekonomian masyarakat. Akan tetapi, manfaat geliat industri wisata tidak menyentuh semua kalangan. Masyarakat lokal sebagian besar tetap hidup sederhana sebagai petani atau nelayan, dan nyaris tanpa pendapatan.

Di sisi lain, masalah ekologi yang muncul belakangan dan dapat berkibat fatal bagi keindahan dan kelestarian lingkungan menjadi fokus yang lain lagi. Sampah plastik yang kian meningkat jumlahnya dan tak pernah ada langkah solutif tentu akan menjadi ancaman. Belum lagi bertambahnya populasi bintang laut berduri yang mengancam kehidupan terumbu karang perlu mendapatkan perhatian dan tindakan penanggulangan. Masalah lingkungan pun menjadi fokus utama organisasi nirlaba Everto.

Menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan dapat memberdayakan masyarakat adalah ide yang tercetus di kepala Saiful M. Amin yang mendorongnya untuk membentuk Everto. Selaku pemilik Fadhila Cottage, satu-satunya penginapan di Pulau Pangempa, ia sadar betul bahwa kegiatan industri wisata tidak merangkul semua kalangan.

Usaha Saiful kemudian mendapat dukungan dari dua orang Prancis yang juga mencintai dan memiliki perhatian khusus pada Togean sejak kunjungan mereka yang pertama kali. Berawal sejak April 2012, Marion dan Jeff menjadi penggagas nama nirlaba dan menjadi pendukung organisasi bahkan berpartisipasi aktif dalam kegiatan Everto. Mereka juga yang memungkinkan Everto memiliki basis di Prancis, sebagai asosiasi yang mempromosikan Everto dan membantu menjaring dana di Prancis.

Selain itu, Everto juga didukung oleh peran penduduk lokal yang tentu signifikan. Dadang Setiawan adalah seorang yang tinggal di Ampana dan bertindak sebagai koresponden penghubung bagi Katupat dan basis organisasi di Prancis. Koneksi internet yang tak ada di Katupat tak menjadi penghalang meski menjadi tantangan dalam mempromosikan gerakan ini ke ranah yang lebih luas lagi. Dadang secara berkala akan menerima foto dan berita kegiatan di Katupat dari Saiful. Ia kemudian akan menerjemahkan informasi tersebut kemudian mengirimkannya ke Prancis sehingga Everto Prancis dapat memperbarui website everto. Semua itu dilakukan dalam upaya menggalang dana dan membangkitkan kesadaran masyarakat dunia, khususnya Prancis untuk turut aktif membantu gerakan penyelamatan lingkungan di Pangempa.

Selain itu, peran yang tak kalah signifikan datang dari masyarakat lokal selaku penggiat gerakan. Kini sejumlah masyarakat diberdayakan dalam langkah-langkah pelestarian lingkungan. Mereka turut aktif membersihkan lingkungan, terutama sampah plastik (gerakan Plastic Tour) dan gerakan membasmi bintang laut berduri (Bintang Tour).

Sampah plastik yang selama ini dibiarkan begitu saja, kini menemui langkah penanggulangan baik dalam bentuk usaha membersihkan, penanganan lebih lanjut, bahkan daur ulang. Bintang laut berduri yang membahayakan bagi kelangsungan hidup terumbu karang juga diupayakan untuk dikendalikan. Populasi bintang laut yang meningkat diduga diakibatkan oleh polusi dan berkurangnya predator utama hewan laut yang satu ini. Untuk saat ini, gerakan-gerakan tersebut masih dilakukan secara sukarela.

Diharapkan ke depannya, uang hasil donasi yang berhasil terkumpul akan dapat dialokasikan untuk membayar peran aktif masyarakat. Selain donasi, langkah-langkah untuk mendukung keuangan Everto adalah melalui penjualan kalung. Sejumlah pemuda berkarya membuat kalung yang dijual hingga ke Prancis sebagai sumbangan atau donasi untuk penyelamatan lingkungan sekitar Katupat dan Pangempa. Kalung tersebut terbuat dari bahan batok kelapa yang banyak dan mudah didapatkan di daerah pantai. Batok kelapa dibuat atau dibentuk berbagai hewan, seperti lumba-lumba, kuda laut, atau yang lainnya sebagai bandul kalung.

Kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean memiliki pulau-pulau cantik sebagai destinasi wisata bahari unggulan di Sulawesi Tengah. Termasuk Pulau Pangempa yang kecantikannya telah sohor dan tak perlu diragukan lagi. Langit biru bersih berbalut awan seputih kapas, warna laut yang hijau toska bahkan biru, pasir putih bersih dan hijau pepohonan tropis di kawasan ini adalah anugerah keindahan yang masih terbilang alami. Tak ayal, berenang, snorkeling, diving, trekking di hutan tropis, bahkan sekedar berjemur di tepi pantainya adalah kegiatan yang tak boleh dilewatkan saat Anda menjejakkan kaki di pulau tersebut.

Tentunya sayang sekali apabila kekayaan dan keanekaragaman hayati tersebut rusak karena kurangnya kepedulian kita untuk terus menjaganya. Everto hadir sebagai sebuah solusi. Meski gerakan-gerakan yang dilakukan oleh organisasi yang terbilang muda ini belum terlalu massive, gerakan tersebut terbukti bermanfaat signifikan baik bagi lingkungan dan (khususnya) bagi masyarakat lokal.

Untuk informasi lebih lanjut dan untuk berpartisipasi silakan kunjungi laman berikut: http://www.everto.org.