Madu Danau Sentarum: “Si Manis dari Uncak Kapuas”

Bersama alam suku Dayak Iban membina dan dibina alam Sentarum. Istilah konservasi yang kita kenali sekarang sejatinya adalah bagian dari kehidupam keseharian mereka yang diwariskan secara turun-temurun. Oleh karena itu, saat Anda menyambangi kemegahan alam Sentarum maka pastikan untuk mencicipi atau membawa pulang madu dari “Bumi Uncak Kapuas”.

Meski tinggal di wilayah yang dekat perairan, warga desa sekitar Danau Sentarum tidak hanya mencari ikan sebagai sumber mata pencaharian penduduk tetapi juga madu hutan berkualitas tinggi dan memiliki aroma khas. Madu sentarum yang dipanen dan dirawat secara organik tersebut telah menerima tanda sertifikasi bukan hanya di Indonesia tetapi juga dari Jerman.

Sertifikasi Biocert sebagai lembaga inspeksi dan sertifikasi organik dan ecososial menjadikan madu Danau Sentarum sebagai madu yang memiliki kualitas terbaik dan berorientasi kepada konservasi. Cagar Biosfer akan menciptakan nilai tambah dari produk yang dihasilkan oleh masyarakat Kapuas Hulu terutama hasil hutan. Di dunia internasional masyarakat memberikan apresiasi kepada wilayah yang sudah ditetapkan sebagai Cagar Biosfer dunia sehungga akan memberi nilai tambah kepada produk yang dihasilkan.

Ada tradisi unik para periau atau petani madu untuk memanen madu di Danau Sentarum. Saat akan mengambil madu dari sarang di atas pohon, mereka menyanyikan syair timang untuk meminta izin kepada para lebah. Selain itu, proses panen madu hutan ini dilakukan tepat tengah hari antara pukul 11.00 hingga 13.00, saat Matahari sedang terik-teriknya.

Asosiasi Periau Danau Sentarum menjual hasil madunya hingga 20 ton per tahun.  Hal ini disebabkan karena kondisi hutan di sekitar danau yang masih sangat terjaga sehingga lebah madu betah dan menghasilkan banyak madu untuk para petani.

Apabila Anda berminat menyaksikan langsung proses panen madu hutan sentarum maka dapat mengunjungi perkampungan yang ada di sana, salah satunya Semangit di Kecamatan Selimbau. Desa Semangit bisa ditempuh menggunakan speedboat dari Lanjak, ibukota Kecamatan Batang Lupar yang berjarak tempuh sekitar 3 jam dari Kota Putussibau, ibukota Kabupaten Kapuas Hulu. Di Desa Semangit Anda dapat menghubungi Asosiasi Periau Danau Sentarum (APDS) yang merupakan lembaga yang menaungi kelompok petani madu di sana.