Dapoer Melayu Tanjungpinang, Minum Kopi Sekanak Dilatari Filosofi Orang Melayu

Kebersamaan sekelompok orang terjalin saat mereka berada di satu meja makan sebuah restoran. Saat itu masing-masing orang akan bercerita mengenai pengalaman di hari yang sama atau menyampaikan rencana-rencana mereka di hari berikutnya. Kemudian, pelayan biasanya akan membawakan sup terlebih dahulu, disusul makanan-makanan besar lalu dessert sebagai penutupnya. Akan tetapi, jika pelayan tidak melakukan itu maka orang-orang akan mengambil makanan secara sembarang. Mereka hanya fokus pada rasa dan obrolannya bersama sahabat, dan tren hari ini menambah adanya satu ritual lagi sebelum makan, yaitu mengambil gambar.

Kita lupa bahwa tata krama dalam makan dan minum itu ada, bahkan sangat kuat filosofi di belakangnya. Orang-orang Melayu yang terdahulu mematuhi ini, mereka punya manner di meja makan yang sangat unik. Ada tahap-tahap yang harus dilewati tapi bukan untuk menikmati hidangan besar, melainkan hanya untuk meneguk secangkir kopi.

Semua itu akan Anda pelajari satu per satu di Dapoer Melayu Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau. Ini adalah sebuah kedai kopi yang sangat konservatif karena Anda dibuat melupakan laptop dan pekerjaan yang menumpuk. Kedai tidak terlalu luas hanya cukup menampung sekira 4-5 meja, dan setiap meja bundar bisa dikelilingi 6 kursi. Set seperti inilah yang membuat para tamu saling berinteraksi satu sama lain, bukan menyibukkan diri sendiri.

Dapoer Melayu didirikan sejak 2009 oleh seorang budayawan Melayu bernama Teja Alhabd. Ia adalah seorang pembaca gurindam sehingga aksen teatrikalnya terbawa ketia ia bercakap. Kopi yang berada di kedainya memiliki harum dan citarasa yang khas, diracik menggunakan campuran rempah-rempah lain seperti akar bakawali dan asam limau parut. Kopi akan dihidangkan panas atau dingin di dalam cangkir, dilengkapi oleh sebatang kayu manis dan sebutir kue batang buruk khas Melayu di sisi kanan serta kiri cangkir. Tidak masalah jika Anda lebih suka kopi susu. Di sini, kopi susu adalah perpaduan kopi dan susu kambing sehingga menghasilkan paduan rasa yang terbaik dan menyehatkan.

“Tunggu dulu, jangan langsung diminum,” kata Bang Teja. Lalu ia mengajari tamu-tamunya untuk minum kopi hitam sesuai dengan urutan dan filosofinya.

“Aduklah terlebih dahulu, tapi jangan diputar, melainkan dicuil berkali-kali seperti gerakan mencongkel,” jelasnya.

Cara mengaduk seperti ini ternyata sepadan dengan watak orang Melayu. Umumnya mereka sangat keras kepala dan tidak senang dipermainkan sehingga cara mengaduk dengan memutar sendok tidaklah relevan. Setelah mengaduk, Bang Teja menyuruh tamu mengambil sebatang kayu manis yang terletak di sebelah cangkir. Batang kayu manis dicelupkan ke dalam kopi kemudian disesap.

“Bagaimana rasanya, pahit bukan? Coba celupkan dan sesap lagi untuk kedua dan ketiga kalinya. Pasti kalian akan merasakan bahwa kopi semakin tidak terlalu pahit,” lanjutnya.

Benar saja. Semakin batang kayu manis dicelupkan maka kopi semakin tidak terasa pahit. Katanya, ini adalah efek psikologis yang ditimbulkan dari paduan kayu manis bersama dengan kopi. Semakin lama menyicip kopi, orang akan semakin bahagia dan tidak meresapi pahitnya.

“Jika sudah selesai meminum kopi, cobalah minum air sepang,” tambah Bang Teja.

Air sepang merupakan minuman sejenis teh, namun airnya berwarna merah muda dihasilkan dari sebatang kayu sepang yang konon hanya ada di Tanah Melayu. Saat air sepang diminum maka dengan ajaib rasa kopi yang masih menempel di lidah dan tenggorokan hilang seketika.

“Nah, setelah mulut kalian netral kembali barulah menyicip makanan-makanan yang lain,” kata Bang Teja mengakhiri penjelasannya saat itu.

Begitu luar biasa efek air sepang sehingga tamu-tamu Dapoer Melayu terheran-heran. Kopi yang sangat pekat rasanya di lidah bisa hilang seketika. Kayu sepang dahulu adalah satu dari tiga hal yang diburu oleh Cheng Ho, selain rempah-rempah dan air liur naga. Khasiat air sepang sangat banyak. Wanita yang meminum ini secara rutin maka sekujur tubuhnya akan mengeluarkan bau harum. Selain itu, air rebusan kayu ini juga bermanfaat sebagai antibiotik. Jika merasa pusing lalu meminum air sepang, rasa sakit itu dalam lima menit akan menghilang.

Dapoer Melayu terletak di Jalan Sultan Mahmud No.11, Tanjung Unggat, Bukit Bestari, Kota Tanjung Pinang. Lepas dari air sepang dan kopi sekanak yang penuh cerita, kedai ini menyediakan bermacam-macam kudapan untuk menemani minum kopi, sebut saja lupis, roti prata atau laksa goreng. Bagi yang suka dengan susu, bahkan tersedia susu pinang muda di sini. Suasana yang dibangun di Dapoer Melayu sangat sederhana. Walaupun tidak semewah kafe-kafe kopi yang bisa ditemukan di kota-kota besar, penggemar Dapoer Melayu ada di banyak kalangan, mulai dari wisatawan hingga para pejabat. Kepopulerannya mengalahkan tempat nongkrong yang menawarkan makanan modern atau bahkan kafe-kafe dengan pilihan live music.