Jelang perayaan HUT Kemerdekaan RI, Kota Ende di Pulau Flores yang lekat sebagai rumah kelahiran Pancasila, menghelat kembali Festival Danau Kelimutu (FDK). Acaranya akan berlangsung pada 7-14 Agustus 2017 dengan menghadirkan Parade Budaya Nusantara, Trekking Kelimutu dan Kelimutu Expo. Pembukaan Kelimutu Expo rencananya akan dilaksanakan 7 Agustus 2017. pelepasan Parade Budaya Nusantara dijadwalkan akan mengambil titik start di halaman Kantor Bupati dan finish di jalan Soekarno, di KM 0. Kemudian pelepasan Trekking Kelimutu yang bertempat di jalur trekking kawasan Taman Nasional Kelimutu.
Rangkaian festival juga akan dimeriahkan beberapa atraksi upacara Weza Kamba (Wela Kamba), Lomba Naro, dan Ritual Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata. Ritual Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata atau lebih dikenal dengan Ritual Pati Ka ini berupa pemberian makan untuk leluhur Danau Kelimutu berupa sesaji khas daerah setempat. Prosesi diawali tarian adat dilanjutkan prosesi peletakan sesaji untuk leluhur. Acara tersebut akan dihadiri mosalaki dari 20 persekutuan adat desa-desa penyangga Kelimutu, yakni: i Konara, Woloara, Pemo, Nuamuri, Mbuja, Tenda, Wiwipemo, Wologai, Saga, Puutuga, Sokoria, Roga, Ndito, Detusoko, Wolofeo dan Kelikiku. Ada hal menarik juga menjadi pusat perhatian adalah kehadiran satu-satunya tetua adat dari kalangan perempuan yakni Agatha Gale, Mosalaki Puu Tana Jendo Laki, Desa Wolofeo, Kecamatan Detusoko.
Video via: Satumedia TV
Danau Kelimutu merupakan danau tiga warna yang terletak di puncak Gunung Kelimutu dan merupakan salah satu tempat berpetualang terbaik di Flores. Danau paling barat bernama Tiwu Ata Mbupu yang berarti danau jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal. Danau yang berada di tengah disebut danau Tiwu Nuwa Muri Koo Fai atau danau untuk jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Sedangkan yang paling timur disebut Tiwu Ata Polo atau ‘danau untuk jiwa orang yang selalu melakukan kejahatan’. Warna ketiga danau tersebut selalu berubah-ubah.
Taman Nasional Gunung Kelimutu sendiri merupakan taman nasional terkecil di antara enam taman nasional yang ada di kawasan Pulau Bali dan Nusa Tenggara. Meski tidak terlalu luas tetapi keindahan dan pesona yang ditawarkan adalah salah satu keajaiban alam paling spektakuler di Flores. Tiga danau yang berdampingan di Kelimutu memiliki keunikan warna dan dapat berubah-ubah. Inilah keindahan dan fenomena alam yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia.
Lokasi Gunung Kelimutu berada sekira 66 km dari Kota Ende atau 83 km dari Maumere. Danau ini pertama kali ditemukan seorang berkebangsaan Belanda, yaitu Van Telen pada 1915 kemudian kian tenar sejak 1929, ketika Y. Bouman menulis dalam catatannya tentang danau fenomenal yang warna airnya bisa berubah-ubah. Sejak Januari 1017, air di dua dari tiga danau yang ada berubah warna. Warna air di Danau Tiwu Ata Polo berubah dari hijau muda ke hijau lumut, sedangkan Danau Tiwu Nuwa Muri Koo Fa berubah dari putih telor asin jadi biru tua.
Tidak ada yang bisa memprediksi perubahan warna danau. Terkadang berwarna biru, hijau, hitam dan pernah juga berubah mejadi putih, merah serta coklat tua. Jika ditelaah secara ilmiah, ilmuwan meyakini bahwa perubahan warna danau dikarenakan faktor kandungan mineral, lumut, batu-batuan di dalam kawah, dan pengaruh cahaya Matahari.
Orang Lio percaya bahwa Danau Kelimutu merupakan peristirahatan terakhir jiwa-jiwa yang sudah pergi, atau tempat dimana jiwa kembali setelah menuntaskan perjalanan hidup di dunia. Ritual Pati Ka Du’a Bapu Ata Mata dimaksudkan untuk mengucapkan rasa syukur di tahun yang telah terlewati, serta memanjatkan doa terakhir demi kemakmuran hidup, kesehatan dan kehidupan yang menyenangkan di tahun mendatang.
Untuk mencapai Danau Kelimutu, Anda harus memulainya dari Moni, kota kecil di Kabupaten Ende dan kerap dijadikan basecamp para backpacker. Pemandangan di sepanjang jalan menuju lokasi danau sangatlah indah.