Camp Leakey: Kisah Sebuah Rumah bagi Orangutan yang Terancam Punah

Apabila Anda ingin menjadi saksi kehidupan orangutan yang terancam punah di habitat asli mereka maka Kalimantan tentu akan muncul di kepala Anda. Ya, Kalimantan atau Borneo kabarnya merupakan habitat bagi tiga perempat jumlah total orangutan di dunia; jumlah yang besar jika tidak mengingat bahwa ¾ itu pun terancam punah karena populasinya kian berkurang.

Adalah Camp Leakey, sebuah pusat penelitian yang kemudian memperlengkapi fungsinya menjadi pusat rehabilitasi orangutan sekaligus penyelamatannya. Lokasi camp ini tepat di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Camp Leakey sudah berdiri sejak 1971 dan hingga kini masih bertahan. Dapat dikatakan Camp Leakey adalah rumah rehabilitasi (bagi primata) yang paling lama di kawasan tersebut.

Sejak berdiri 41 tahun yang lalu, keberadaan Camp Leakey telah memberikan kontribusi besar bagi keberadaan dan kelangsungan hidup orangutan khususnya dan dunia ilmu pengetahuan umumnya. Hingga kini Camp Leakey masih merupakan pusat penelitian yang aktif mendukung usaha penelitian belasan ilmuwan dan mahasiswa baik dari Indonesia maupun Amerika Utara. Keragaman dan kekayaaan hutan tropis Kalimantan telah mengundang berbagai ilmuwan untuk menelitinya. Proyek penelitian pun beragam, mulai dari mempelajari ekologi dan prilaku orangutan, monyet, ekologi sungai, dan lainnya.

Keberadaan Camp Leakey juga telah membuat dunia internasional mengenal primata yang satu ini. Menyadarkan betapa terancamnya hidup mereka sehingga manusia di belahan dunia manapun perlu turut menjaga dan melestarikannya. Pembalakan liar, kebakaran, dan alih fungsi hutan sebagai kawasan perkebunan komersil (misalnya sawit) jelas-jelas mengancam habitat alami orangutan. Belum lagi perburuan orangutan untuk dijual sebagai hewan peliharaan adalah tantangan yang lain lagi.

Untuk itulah peran Camp Leakey terasa sangat berarti. Sebab, camp ini menjadi semacam rumah bagi orangutan liar dan orangutan yang pernah ditangkap. Di sini hewan tersebut mendapat tempat rehabilitasi sebelum dilepas ke hutan liar.

Pelepasan orangutan pun tidak di sembarang hutan. Mereka dilepaskan masih di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting dan di Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, juga di beberapa kawasan lainnya. Kawasan-kawasan hutan tersebut termasuk hutan yang dilindungi pemerintah dan karenanya dijaga dari aksi-aksi pemanfaatan hutan yang berlebihan serta tidak bertanggung jawab, seperti perburuan satwa, pembalakan liar, dan lainnya. Status hutan lindung ini diharapkan menjadi tempat yang aman bagi orangutan dimana sekaligus merupakan paru-paru Bumi.

Masyarakat atau wisatawan berkesempatan mengunjungi kawasan Camp Leakey dan melihat dari dekat kehidupan orangutan dengan didampingi oleh guide lokal. Untuk masuk ke kawasan ini, pengunjung harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari polisi hutan (check-in). Wisatawan atau pengunjung dapat melihat orangutan pada jarak yang aman dan hendaknya tidak mengganggu ilmuwan yang sedang beraktivitas di kamp tersebut.

Daya tarik utama dari Camp Leakey adalah tempat memberi makan orangutan (feeding platform). Di tempat tersebut, makanan disediakan oleh para staf dan ditaruh di atas balai-balai bambu bagi orangutan liar dan orangutan yang pernah ditangkap. Hal itu membuat orangutan tidak kekurangan makanan saat musim sedang tidak bersahabat atau tidak menyediakan cukup makanan.

Selain tempat tersebut di atas, Anda dapat juga mengunjungi sebuah bangunan yang mendokumentasikan upaya dan langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Dr. Biruté Mary Galdikas selama lebih dari 40 tahun. Dr. Biruté Mary Galdikas adalah presiden bagi Orangutan Foundation International (OFI), sebuah yayasan yang ia gagas bersama koleganya untuk menunjang kegiatan dan keberadaaan Camp Leakey.

Dr. Biruté Mary Galdikas adalah seorang ilmuwan dari California yang memiliki ketertarikan besar dalam meneliti kehidupan orangutan. Tahun 1966, setelah ia mendapatkan gelar masternya di bidang antropologi di University of California at Los Angeles (UCLA), Dr. Galdikas menemuai Dr. Louis Leakey dan menyampaikan ketertarikannya tersebut. Leakey adalah juga mentor bagi Jane Goodall and Dian Fossey, para ilmuwan yang terkenal karena meneliti simpanse dan gorila gunung. Pada awalnya, Dr. Leakey tidak tertarik membantu Dr. Galdikas namun berkat keseriusan Dr. Galdikas dalam meyakinkan Dr. Leakey atas niatnya, tiga tahun kemudian mereka berhasil mendapatkan dana bagi penelitiannya. Nama kamp atau pusat penelitian tersebut pun diambil dari nama belakang sang mentor yang merupakan paleo-anthropologist legendaris, yaitu Leakey.

Tepatnya tahun 1971, Dr. Galdikas bersama dengan Rod Brindamour menempuh perjalanan ribuan kilometer menuju hutan rimba Kalimantan untuk memulai penelitian di Tanjung Puting, khususnya mendokumentasikan prilaku dan ekologi orangutan. Proses dan hasil penelitian tersebut telah menggerakkannya untuk melakukan usaha pelestarian orangutan dari ancaman kepunahan. Camp Leakey pun didirikan; dulu hanya berupa dua gubuk di tengah hutan yang minim fasilitas. Tidak ada telepon, jalan yang memadai, listrik, dan lain sebagainya saat itu. Akan tetapi kini, Camp Leakey adalah sebuah bangunan permanen yang terbuat dari kayu dan merupakan tempat yang didesain sebagai pusat para peneliti, staf, mahasiswa, dan polisi hutan (jagawana).

Dr. Galdikas adalah orang yang paling berpengaruh di dunia dalam hal pelestarian orangutan. Atas kepeduliannya tersebut, ia telah mendapatkan sejumlah penghargaan baik nasional dan internasional. Dari pemerintah Indonesia, ia mendapatkan Kalpataru, sebuah penghargaan tertinggi bagi pahlawan lingkungan dan alam Indonesia. Selain itu, ia juga mendapat penghargaan Tyler Prize for Environmental Achievement, Gold Medal for Conservation, Chester Zoological Society (UK), PETA Humanitarian Award, United Nations Global 500 Award, dan sejumlah penghargaan penting lainnya.

Anda dapat menghubungi agen wisata berikut ini guna mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai tur di Camp Leakey, termasuk info penerbangan, biaya, dan trip arrangement.

Adventure Indonesia – Borneo
Mr. Yatno
Jl. H.M. Idris, RT 06 no. 477
Kumai Hulu, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah

Adventure Indonesia – Jakarta
Wisma 31 Building, 3rd Floor,
Kemang Raya Street No.31
Jakarta 12730, Indonesia
Phone: 62-21-718-2250 or 62-21-718-2256
Fax: 62-21-718-0438
E-mail: advindo@cbn.net.id

Adventure Indonesia – Bali
Ruko Wana Segara No. 12A
Jl. Wana Segara, Kuta – BALI
Phone: 62-361-750971, 750964;
Fax: 62-361-750964
E-mail: bali@adventureindonesia.com

Adventure Indonesia – Papua
Jl. Trikora No.2, PO Box. 152
Wamena 99511 – Irian Jaya Papua
E-mail: wamena@adventureindonesia.com