Target 12 Juta Wisman pada 2016 Optimis Tercapai

Arief Yahya mengatakan, target pada triwulan 4 (Oktober, November, Desember) 2016 sebesar 3,9 juta wisman atau 32,5% dari target 2016.

“Pada Oktober sudah tercapai 1,040 juta wisman atau tumbuh 18,55%, sedangkan sisanya 2,86 juta optimis akan terlampaui karena dalam tiga bulan tersebut adalah saat peak season di mana pertumbuhan tinggi hingga dua digit kerap terjadi,” kata Arief Yahya pada Jumpa Pers Akhir Tahun 2016 di Gedung Sapta Pesona, Rabu (21/12).

Sementara itu, target pariwisata 2017 antara lain: kontribusi pariwisata terhadap perekonomian (PDB) nasional sebesar 13% devisa yang dihasilkan sebesar Rp200 triliun, penyerapan tenaga kerja sebanyak 12 juta, jumlah kunjungan wisman 15 juta dan pergerakan wisnus 265 juta, serta index daya saing (WEF) naik ke posisi 40 dari 50 ranking dunia saat ini.

Sedangkan target pariwisata 2019 yakni jumlah kunjungan wisman 20 juta, pergerakan wisnus 275 juta, kontribusi terhadap PDB sebesar 15%, devisa yang dihasilkan Rp280 triliun, penyerapan tenaga kerja sebanyak 12,6 juta, serta index daya saing (WEF) berada di 30 ranking dunia.

Program prioritas 2017 yang sangat strategis adalah pembangunan konektivitas udara mengingat sekira 75% kunjungan wisman ke Indonesia menggunakan transportasi udara sehingga tersedianya jumlah kursi pesawat yang cukup menjadi kunci untuk mencapai target tahun 2017 hingga 2019 mendatang.

Lanjut Arief Yahya, ketersediaan kapasitas seat sebanyak 19,5 juta oleh perusahaan maskapai penerbangan (airlines) Indonesia dan asing saat ini hanya cukup memenuhi target kunjungan 12 juta wisman pada 2016, sedangkan untuk target 15 juta wisma tahun 2017 membutuhkan tambahan 4 juta seat. Untuk target 18 juta wisman tahun 2018 membutuhkan tambahan 3,5 juta seat atau menjadi 7,5 juta seat, sementara untuk mendukung target 20 juta wisman diperlukan tambahan 3 juta seat atau menjadi 10,5 juta seat pesawat.

 

Penyerahan Penghargaan WHTA 2016

Keberhasilan Indonesia meraih 12 penghargaan World Halal Tourism Awards (WHTA) 2016, menurut Arief Yahya, sangat menguatkan Indonesia sebagai destinasi halal kelas dunia dan akan mempermudah pencapaian target 5 juta wisman Muslim, serta meningkatkan indeks daya saing kepariwisataan GMTI (Global Muslim Travel Index) yang saat ini berada di ranking 4 agar menjadi ranking 1 pada 2019 mendatang.

“Kemenangan ini mendongkrak level 3 C; confidence atau rasa percaya diri internal, credible atau semakin dipercaya orang eksternal, dan calibration dalam mendekatkan pada standar global. Target kita 5 juta wisman Muslim pada 2019 sehingga terbuka dapat mengalahkan Malaysia yang saat ini berada di peringkat 1 mengalahkan Thailand dan Singapura,” kata Arief Yahya.

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal (TP3H), Riyanto Sofyan, mengatakan bahwa prestasi ini harus dipertahankan. Bahkan jika perlu, Indonesia harus sapu bersih semua kategori.

“Memang berat, apalagi mempertahankan itu sangat sulit, karena itu kita harus bekerja lebih keras lagi. Kita juga tidak bisa sekadar mengejar award, medali atau penghargaan, yang paling penting adalah kualitas pariwisata halal di negeri kita harus bagus,” kata Riyanto Sofyan.

Arief Yahya menegaskan kembali amanat Presiden Joko Widodo agar pertumbuhan sektor pariwisata dipercepat dan diakselerasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah dalam program pembangunan yang fokus pada sektor infrastruktur, maritim, energi, pangan dan pariwisata telah menetapkan pariwisata sebagai leading sector karena sektor pertumbuhannya terus positif.