Dalam tindaklanjutnya, tim khusus ini telah menyelanggarakan rakor dengan Pemda Sul-Sel dan Pemkab Tana Toraja serta Pemkab Toraja Utara yang dipimpin Deputi IV Kemenko Maritim, Safri Burhanuddin, di Makassar (7/2) yang menyepakati Toraja masuk ke dalam KSPN ke-11.
Tim khusus percepatan pengembangan destinasi wisata ini langsung melakukan giat kunjungan ke Toraja yang didampingi oleh Bupati Tana Toraja, Nico Biringkanae. Tim khusus ini, pada tahap awal akan fokus pada identifikasi pembangunan infrastruktur, khususnya bandara di Toraja sebagai aksesibilitas yang paling penting. Meskipun sudah ada Bandara Pongtiku namun bandara yang akan datang yakni Bandara Buntu Kuni di Toraja Utara, menjadi sangat penting untuk dibangun mengingat perjalanan darat menuju Toraja dari Makassar membutuhkan waktu sekira 9 jam.
Bupati Toraja Utara, Kalatiku Paembonan, mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan uji kelayakan tanah pada lahan Bandara Buntu Kuni. Targetnya, sekitar April konstruksi bandara tersebut sudah mulai dikerjakan.
“Mungkin tidak lama, 2018 target selesai,” kata Kalatiku di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
Tenaga Ahli Menko Kemaritiman bidang pariwisata, Maesita, menyampaikan bahwa masterplan percepatan pengembangan destinasi wisata Toraja akan dikerjasamakan dengan Bank Dunia, sebagaimana masterplan destinasi Borobudur dan Danau Toba. Akan tetapi, karena proses ini memakan waktu yang cukup lama maka tim khusus gabungan kementerian dan lembaga terlebih dahulu mengidentifikasi serta mempersiapkan perencanaan anggaran pembangunan dengan target penyelesaian maksimal tahun 2019.