Sekira 43 kapal peserta Wonderful Sail Indonesia 2017 menyinggahi Medana Bay Marina yang berada di Teluk Dalam, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Timur pada 11-14 September 2017. Puluhan kapal yang datang dari berbagai negara tersebut tengah berlayar selama tiga bulan penuh untuk menikmati keindahan pulau-pulau di Nusantara mulai dari 23 Juli hingga 20 Oktober 2017.
Sebelum tiba di Lombok para pengarung lautan tersebut telah menyapu keindahan gugusan pulau dari Maluku Tenggara-Banda Neira-Namroli hingga Wanci di Wakatobi. Berlanjut berlayar ke selatan Indonesia, mereka singgahi Pulau Andora dan Maumere, kemudian singgah di Maurole, Ende dan berlanjut ke Labuan Bajo. Setelah menghabiskan waktu di Flores para yachtie berlayar menuju Sumbawa lalu akhirnya tiba di Pulau Lombok. Setibanya di sana mereka disambut pengelola Medana Bay Marina dan Bupati Lombok Utara, H Najmul Akhyar, serta jajaran dari Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Selama masa singgah 3-4 hari, peserta rally kapal layar tersebut menikmati daya tarik wisata Pulau Lombok. Beberapa ada yang menghabiskan waktu bersantai di Medana Bay Marina, mengunjungi Kepulauan Gili seperti Gili Meno, Gili Air, dan Gili Trawangan, atau menikmati keindahan Pantai Sire dan Pantai Nipah.
Wonderful Sail2Indonesia sendiri merupakan rally yacht tahunan yang berangkat dari Darwin di Australia pada Juli setiap tahunnya. Acara ini berlangsung selama tiga bulan dengan tujuan singgah menyusuri beberapa tempat di Indonesia sebelum meneruskan pelayaran mereka ke Singapura, Malaysia, dan Thailand. Acara yang memasuki tahun ketiga itu membawa puluhan kapal yacht dari Opua di New Zealand pada awal Juli ke Royal Papua Yacht Club di Port Moresby di Papua Nugini kemudian berlayar dari Indonesia bagian timur hingga barat.
Pihak penyelenggara sendiri memulainya pada 2003 dengan membuat acara Indonesia Marine Tournament hingga terbentuk Jalur Layar dari Timur, ketika itu rutenya dari Saumlaki hingga ke Batam. Pada 2005, kegiatan tersebut berubah nama menjadi Sail Indonesia, sampai akhirnya berubah nama lagi menjadi Wonderful Sail2Indonesia. Dari pelaksanaan sebelumnya, telah dibuka lebih dari 30 titik singgah yang kemudian bisa menjadi motivasi pengembangan pelabuhan Pariwisata.
Kapal layar yang mengikuti kegiatan Sail Indonesia memulainya dengan menyinggahi Kupang di Nusatenggara Timur sebagai titik masuk pertama dari Australia pada 1 Agustus 2017. Rute perjalanan mereka adalah: Darwin, Kupang, Wini, Alor, Labuan Bajo, Badas, Lombok utara, lovina Bbuleleng Bali, Karimunjawa, Kumai, Manggar, Belitung Tanjung Kelayan, Ketawai Bangka Tengah, Bintan, Nongsa Pulau Batam dan Sabang.
Selama tiga bulan menjelajahi perairan Indonesia, para pelayar lautan ini diundang untuk berpartisipasi dalam serangkaian acara dan festival budaya yang akan digelar di berbagai titik perhentian di seluruh Indonesia. Di setiap perhentian, peserta berkesempatan mengenal keragaman masyarakat, budaya, gaya hidup, seni, kerajinan, kuliner, dan tentu saja bahasa lokal. Peserta dipersilahkan untuk berpartisipasi dalam semua acara dan di semua perhentian dimana mereka juga akan disambut panitia pelaksana dengan keramahan, penerimaan dan perayaan.
Selama ini, wisata yacht sangat potensial untuk menarik para yachter dunia masuk ke perairan di Indonesia. Para yachter ini merupakan turis yang berkualitas dari sisi pengeluaran dan juga lama tinggal. Dukungan Kemenhub dalam mengembangkan wisata yacht antara lain dengan mengembangkan titik labuh kapal wisata (yacht) yang dikaitkan dengan perizinan lokasi serta pembangunan dan peningkatan kapasitas dermaga.
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan bebas visa. Selama ini, kebijakan Bebas Visa Kunjungan hanya memperbolehkan izin tinggal selama 30 hari di Indonesia. Jika menggunakan Visa on Arrival, batas waktunya 60 hari. Kini bagi para yachter, Pemerintah sudah menyediakan social culture visa dengan masa berlaku 60 hari dan bisa diperpanjang 4 x 30 hari. Jadi, para yachtie dapat berpetualang selama enam bulan. Kemudian untuk mengantisipasi kunjungan dan lama tinggal, Pemerintah Pusat dan Daerah mulai mengupayakan adanya kebutuhan pelabuhan pariwisata atau setidaknya dermaga wisata karena peningkatan pelayanan seperti Clearance in and out, Custom, Immigation Stamp Passport, karantina dan Syahbandar. Sekarang pun para yachter dapat memanfaatkan layanan perizinan tersebut melalui laman online http://www.yachters-indonesia.id dengan mengisi form yang tersedia.
Untuk kemudahan operasional yacht di Indonesia, Pemerintah telah menetapkan 19 pelabuhan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia mulai dari Aceh hingga Papua. Sementara untuk kapal pesiar asing, sudah ada Permenhub No 171 Tahun 2015 tentang diizinkannya kapal pesiar asing untuk embarkasi dan debarkasi wisatawan di 5 pelabuhan di Indonesia yaitu Jakarta, Surabaya, Makasar, Belawan dan Bali. Sementara 18 pelabuhan Yacht, Pemerintah juga tidak akan mewajibkan minta izin clearence approval for Indonesia teritory (CAIT). Penumpang Yacht cukup datang ke 18 pelabuhan dan akan diberikan surat persetujuan berlayar (SPB).
Ke depan Pemerintah juga berupaya memiliki pelabuhan marina di setiap daerah. Pelabuhan marina akan dibangun di Raja Ampat, Papua dan Gili Gede, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Saat ini, Indonesia memilki 1.240 pelabuhan. Di 2017 akan ada 6 pelabuhan marina yang baru.