Menyelam memang identik dengan scuba (alat untuk bernafas) namun tahukah Anda ada bentuk kegiatan lain untuk menikmati keindahan bawah laut selain diving atau snorkling? Namanya adalah freediving, yaitu teknik menyelam yang hanya mengandalkan kekuatan menahan nafas. Aktivitas yang satu ini mulai banyak digemari dan patut dicoba saat Anda menikmati banyak lokasi menarik pemandangan bawah air Nusantara.
Cikal bakal freediving sebenarnya sudah bermula sejak 4.500 tahun silam yangdipraktekkan orang-orang dahulu untuk mencari ikan atau kerang di laut. Suku Bajau yang tersebar di negeri ini adalah salah satunya yang turun–temurun mengaplikasikan teknik freediving untuk mengambil ikan.
Freediving biasanya dilakukan dengan beberapa alasan, seperti sekedar untuk kesenangan, menjajal hobi fotografi bawah laut, spearfishing (memancing dengan menggunakan alat khusus), atau kompetisi apnea (berenang dalam satu tarikan nafas) dimana menahan nafas menjadi syarat mutlak ketika berada di bawah air. Ada yang menyebut freediving sangat cocok bagi orang-orang yang terbiasa bermain yoga karena mengandalkan teknik relaksasi. Apabila Anda takut dengan kedalaman air atau mudah panik maka disarankan tidak melakukan kegiatan ini.
Mempelajari freediving harus memenuhi beberapa syarat. Anda perlu uji mental untuk berteman dengan kolam renang bahkan laut sekalipun. Biasanya freediver pemula akan diberi latihan pernapasan yang terkemas dalam serangkaian aktivitas freediving meliputi pelatihan Static Apnea (STA) yaitu mengapung di atas permukaan air dengan wajah, hidung dan mulut berada di dalam air. Selanjutnya freediver melakukan proses Dynamic Apnea yang dibagi menjadi dua bagian yaitu Dynamic Without Fin (tanpa menggunakan sepatu katak) dan Dynamic With Fin(menggunakan sepatu katak). DynamicApnea ini adalah berenang sejauh mungkin di dalam air dengan satu nafas. Biasanya proses ini dilakukan di kolam renang. Setelah melewati proses tersebut, selanjutnya teknik Free Immersion (FI) dengan menarik diri ke dalam air dengan bantuan tali kemudian pada titik akhir atau dasar tali, freediver harus berbalik dan menarik dirinya kembali ke atas.
Ada juga teknik lainnya yang harus dilalui freediverpemula, yaitu Constant Weight (CW) meliputi Constant Weight with Fins (CWF, menggunakan sepatu katak) dan Constant Weight without Fins (CNF, tanpa menggunakan sepatu katak). Dalam disiplin Constant Weight, freediver harus berenang ke dalam air dengan kekuatan dia sendiri sesuai dengan jalur tali yang ada. Pada titik akhir atau dasar maka freediverharus berputar berbalik dan berenang ke atas sesuai jalur tali tetapi tidak menyentuh tali tersebut. Masing-masing dari keempat rangkaian teknik freediving tersebut sudah dikompetisikan di luar negeri.
Relax dan tidak melakukan gerakan di luar gerakan freediveradalah penting karena jika tidak tubuh akan banyak mengeluarkan oksigen. Bagaimana pun juga olah raga ini tentunya memiliki standard operational procedure yang ketat. Latihan fisik lainnya yang harus dilakukan yakni olah raga renang dan lari dapat membantu organ pernapasan bekerja optimal.
Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan freedivingterdiri dari wet suit open cell (baju selam yang memiliki bahan lebih hangat dibanding dengan closed open cell). Baju selam jenis ini biasanya diperuntukan bagi peselam yang sering menghabiskan waktu 6 jam hingga seharian keluar–masuk air), rubber weight belt(tali pinggang untuk pemberat berbahan karet), monofin (sepatu katak tunggal biasanya digunakan untuk teknik Dynamic With Fins), long blade bi-fins(sepasang sepatu katak), masker low volume (masker rendah tekanan), dan snorkel (alat bantu pernapasan).
Freediver sepatutnya didampingi seorang buddy (pemandu peselam) yang bertugas mengawasi Anda dari permukaan air. Ketika kondisi Anda terdeteksi dalam keadaan bahaya maka buddy akan segera turun ke bawah menyelamatkan Anda.
Di Indonesia sendiri freediving belum sepopular snorkling atau scuba diving namun sudah mulai bermunculan peminatnya. Bahkan di Jakarta sudah ada komunitasnya bernama Let’s Freedive yang didirikan oleh Jason Hakim Putra Sahan. Jason sendiri telah menorehkan prestasi dengan melakukan freediving selama 4 menit 38 detik di kedalaman 10-15 meter. Ia merupakan satu-satunya freediverIndonesia yang telah memiliki lisensi AIDA 4 (Association International Development of Apnea). (Him)