Wayang Kulit: Mahakarya Seni Bertutur Nusantara

Wayang kulit selama berabad-abad telah menjadi salah satu kebudayaan Nusantara yang memikat dan amat khas. Istilah wayang berasal dari bahasa jawa yang berarti bayang jika disadur ke Bahasa Indonesia. Ada juga yang menyebut bahwa kata wayang berasal dari kata Ma Hyang, artinya menuju ilahi.

Wayang kulit terbuat dari kulit kerbau yang ditatah secara hati-hati untuk mendapatkan detail ukiran  sempurna. Biasanya ada beberapa perajin yang ikut campur tangan untuk membuat satu wayang kulit. Masing-masing dari mereka terlibat dalam proses yang berbeda.

Ada dua jenis kulit kerbau yang digunakan yaitu kulit mentah tanpa proses kimiawi maupun kulit split yang dibuat melaui proses kimiawi. Sebagian besar kulit diperoleh dari daerah Magetan di Jawa Timur, Sukoharjo, Solo dan Magelang di Jawa Tengah, serta Segoroyoso di Yogyakarta.

Tahap pertama pembuatan berupa pengolahan kulit dengan cara merendamnya selama satu hari agar lunak. Kulit kemudian dijemur di bawah terik Matahari sampai benar-benar kering, kemudian dikerok untuk membersihkan rambut dan sisa-sisa daging. Setelah itu, kulit dilapisi pewarna dasar untuk menutup pori-pori dan mulai disketsa untuk membuat kombinasi wayang yang indah dalam terawangan cahaya.

Tahap selanjutnya ditatah sesuai karakter wayang. Ada yang ditatah datar, melengkung, namun banyak juga yang memerlukan putaran sehingga proses ini terbilang rumit dan butuh kesabaran yang luar biasa. Sebagian besar waktu pembuatan wayang disita pada proses penatahan. Wayang kemudian diwarnai, jika bentuk sudah sempurna dilengkapi penyangga yang terbuat dari tanduk kerbau.

Terkadang perajin juga membuat wayang-wayang istimewa dengan tambahan emas maupun perunggu. Untuk melihat proses pembuatannya secara keseluruhan, Anda bisa mengunjungi Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah.

Wayang kulit terkenal di Pulau Jawa dan Bali. Tidak lengkap rasanya jika mengunjungi kedua tempat itu tanpamenyaksikan pertunjukan wayang kulit yang semalam suntuk akan menghibur Anda dengan kisah-kisah Ramayana dan Mahabrata.

Cerita yang disajikan melibatkan dilema moral dan etika yang dihadapi oleh karakter dalam perjalanan mereka melewati hidup, cinta dan perang. Dengan iringan musik gamelan, dalang akan memainkan wayang secara lihai meniru suara wanita dan pria serta mempresentasikan karakter antagonis dan pro-antagonis. Penonton pun setia menyaksikan sampai akhir untuk memperoleh kisah-kisah inspiratif, filosofis dan sarat akan pesan.

Secara tradisional, pertunjukan wayang kulit dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari depan dalang dan dari bayangan saja. Namun dewasa ini, pertunjukan seni wayang kulit sudah diatur sedemikian rupa untuk ditonton dari sisi dalang.

Alangkah luhurnya pelajaran yang diberikan seni wayang untuk mengejar hidup yang mulia. Atas alasan ini, UNESCO pada 7 November 2003 mengakui keindahan seni wayang kulit dan mencatatnya sebagai mahakarya yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). Disamping wayang kulit, Indonesia juga memiliki wayang orang atau wayang wong serta wayang golek yang terbuat dari kayu dan terkenal di daerah Jawa Barat.